Ari-ari
bayi yang oleh sebagian orang dianggap tidak penting, bahkan seringkali dibuang
atau dikubur begitu saja usai persalinan, ternyata mengandung sel yang bisa
menjadi penyelamat nyawa di masa depan.
Dunia kedokteran masih menyimpan berjuta misteri yang terus digali oleh
manusia. Penemuan satu mendorong penemuan berikutnya, yang akhirnya bisa
meningkatkan kualitas hidup manusia. Memang muncul banyak penyakit baru, tapi
berbagai penemuan alternatif untuk penyembuhan penyakit itu pun tidak berhenti.
Salah satunya adalah penemuan stem cell bank.
Stem cell atau sel induk adalah sel pada makhluk hidup
yang belum mengalami diferensiasi (pembagian tugas) dan spesialisasi. "Sel
induk ini nantinya melakukan regenerasi (membentuk sel baru) atau dapat
berkembang menjadi sel yang bertugas khusus dan mempunyai fungsi yang
spesifik," ungkap Dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG, sonologist, dari
Subbagian Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UPN Veteran/RSPAD
Gatot Subroto, Jakarta.
Pada manusia, sel induk ini bisa ditemukan di tali pusat yang ikut
keluar bersama kelahirannya. Selama dalam kandungan, satu-satunya sumber
kehidupan janin adalah tali pusat ini. Sel darah yang terdapat dalam tali pusat
(umbilical cord blood) banyak mengandung sel induk haematopoeitik (haematopoeitic
stem cell) yang mampu memproduksi sel-sel darah baru, baik sel darah merah,
sel darah putih, maupun keping darah sehat.
DISIMPAN DALAM SUHU -180 0C
Hebatnya, sel-sel induk ini dapat disimpan lama dengan menitipkannya
pada bank stem cell. Bank ini sebetulnya adalah laboratorium yang memiliki
perlengkapan penyimpanan khusus agar sel induk bayi tidak mati dan dapat
dimanfaatkan di waktu yang akan datang.
Setelah bayi lahir, sel-sel darah dari pembuluh vena tali pusatnya
diambil. Proses pengerjaannya sebagai berikut:
- Segera setelah bayi lahir, tali pusat diklem dan dipotong.
- Tali pusat yang masih menempel pada plasenta dibasuh dengan kapas
alkohol atau kapas povidon iodin 150 ml.
- Jarum suntik yang telah diisi heparin 1 ml kemudian ditusukkan ke
dalam vena untuk mengambil darahnya sebanyak 40-150 ml.
- Selanjutnya darah dikirim ke laboratorium khusus. Dalam perjalanan
ke laboratorium, darah yang diambil cukup dibawa dalam suhu udara biasa, tidak
perlu dibekukan atau disimpan dalam lemari es.
- Kemudian melalui proses disentrifugasi selama 10 menit, dipilihlah
sel yang diperlukan untuk disimpan (buffy coat).
* Namun sebelum disimpan, darah akan ditapis dulu
apakah mengandung kuman HIV, CMV, hepatitis, dan sejenisnya. Setelah dinyatakan
aman, ke dalam darah akan dimasukkan zat pengawet (cryoserv).
* Darah kemudian dibekukan pada temperatur -1800 C dalam tangki
nitrogen cair.
* Saat sel induk diperlukan untuk transplantasi, contoh darah tali
pusat akan dicairkan kembali dan diberikan kepada pasien melalui pembuluh darah
vena.
PENYAKIT YANG DITANGANI
Stem cell
transplantation (transplantasi sel induk) telah diterima sebagai
pengobatan untuk pasien-pasien yang memerlukan kemoterapi dosis tinggi atau
terapi radiasi untuk penyakit mereka. Kemoterapi dan radioterapi menyebabkan
cedera yang parah bagi pembentukan sel-sel darah dalam sumsum tulang. Nah,
untuk mempertahankan kemampuan pasien dalam memproduksi sel-sel darah dan
sel-sel pertahanan tubuh, dapat diberikan sel induk dari donor yang cocok
melalui suatu proses yang disebut transplantasi sel induk.
Transplantasi sel induk ini umumnya digunakan untuk mengobati
pasien-pasien leukemia dan limphoma, atau pasien kelainan bawaan berat yang
mengenai sumsum tulang atau sistem kekebalan tubuh.
Sampai saat ini penelitian tentang pemanfaatan sel induk masih terus
dilakukan. Di masa mendatang diharapkan sel induk ini dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi penyakit alzheimer, parkinson, stroke, diabetes, jantung, lupus,
multipel sklerosis, dan cedera saraf tulang belakang.
Penyakit yang berhasil ditangani dengan terapi ini sudah terbilang
sangat banyak. Di antaranya leukemia akut maupun kronis, gangguan sel induk,
kelainan genetik pada sistem metabolisme, kelainan genetik sel darah merah
(misalnya talasemia beta mayor, penyakit sel Sickle), osteoporosis, kanker
payudara, kanker ginjal dan sebagainya.
DILAKUKAN DI INDONESIA
Pada 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah tali pusat manusia
mengandung sejumlah sel induk. Di tahun 1988, seorang dokter di Perancis sukses
melakukan transplantasi darah tali pusat manusia pada seorang bocah laki-laki
berusia 5 tahun yang menderita anemia Fanconi. Sepuluh tahun kemudian, anak ini
masih hidup dan masih bertahan sampai sekarang.
Di Indonesia, kesempatan untuk menyimpan sel induk yang diambil dari
pembuluh vena tali pusat sudah bisa dilakukan. Hanya saja kita belum memiliki
laboratorium penyimpanannya. Sebagai solusi, penyimpanan dapat dilakukan di
Singapura yang memiliki beberapa perusahaan pengelola stem cell bank.
Diantaranya adalah StemCord dan Cordlife. Seperti dikatakan A. Linda Lukman,
Bussiness Development Manager StemCord Indonesia, "Darah bisa diambil di
sini untuk kemudian dibawa ke Singapura dan disimpan di stem cell bank milik
StemCord Internasional di sana."
Sebetulnya ada dua jenis bank penyimpanan sel induk ini. Yang pertama
adalah public bank atau stem cell bank yang menyediakan darah
dari para donor yang tidak mempunyai hubungan keluarga (penggunaan alogenik).
Satunya lagi adalah private bank yang menyimpan darah tali pusat untuk
digunakan bagi kepentingan dirinya dan keluarganya (penggunaan autologus) suatu
saat kelak.
Biaya yang harus dikeluarkan pasien di Indonesia sekitar 2.000 dolar Singapura.
Prosedur dimulai dengan pengambilan darah yang memungkinkan darah yang diambil
tidak terkena udara luar sehingga mengurangi risiko kontaminasi. Selanjutnya,
pengujian bakteri dan jamur untuk darah tali pusat dilakukan sebelum dan
sesudah pemrosesan darah (sebelum dibekukan). Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa darah bebas dari pencemaran pada saat disimpan. Karena bila
sudah tercemar, darah tidak dapat digunakan pada saat diperlukan kelak.
HATI-HATI KLONING
Berhubung teknologi ini masih tergolong baru, Judi mengingatkan
beberapa kemungkinan yang harus dicermati. "Teknologi ini bisa saja
dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk kloning manusia,
misalnya."
Selain masalah penyalahgunaan, keamanan (penularan penyakit), dan
kerusakan selama penyimpanan juga harus diwaspadai. Namun terlepas dari itu
semua, teknologi baru ini mendatangkan banyak manfaat, selama dilakukan oleh
orang-orang yang bertanggung jawab.
(Marfuah Panji Astuti)
StemCord Indonesia
Wisma 46 Kota BNI Lt. 9 Unit 909 Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220
Hotline 7026 2077 Telp. (021) 572 7583 Fax. (021)
572 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar