Cahaya itu diatas cahaya…

Menerangi jalan menuju cinta-Nya



Senin, 19 November 2012

Info: Stem Cell Bank


Ari-ari bayi yang oleh sebagian orang dianggap tidak penting, bahkan seringkali dibuang atau dikubur begitu saja usai persalinan, ternyata mengandung sel yang bisa menjadi penyelamat nyawa di masa depan.

pict taken from: myhealing.wordpress.com
Dunia kedokteran masih menyimpan berjuta misteri yang terus digali oleh manusia. Penemuan satu mendorong penemuan berikutnya, yang akhirnya bisa meningkatkan kualitas hidup manusia. Memang muncul banyak penyakit baru, tapi berbagai penemuan alternatif untuk penyembuhan penyakit itu pun tidak berhenti. Salah satunya adalah penemuan stem cell bank.


Stem cell atau sel induk adalah sel pada makhluk hidup yang belum mengalami diferensiasi (pembagian tugas) dan spesialisasi. "Sel induk ini nantinya melakukan regenerasi (membentuk sel baru) atau dapat berkembang menjadi sel yang bertugas khusus dan mempunyai fungsi yang spesifik," ungkap Dr. Judi Januadi Endjun, Sp.OG, sonologist, dari Subbagian Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FK UPN Veteran/RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Pada manusia, sel induk ini bisa ditemukan di tali pusat yang ikut keluar bersama kelahirannya. Selama dalam kandungan, satu-satunya sumber kehidupan janin adalah tali pusat ini. Sel darah yang terdapat dalam tali pusat (umbilical cord blood) banyak mengandung sel induk haematopoeitik (haematopoeitic stem cell) yang mampu memproduksi sel-sel darah baru, baik sel darah merah, sel darah putih, maupun keping darah sehat.

DISIMPAN DALAM SUHU -180 0C
Hebatnya, sel-sel induk ini dapat disimpan lama dengan menitipkannya pada bank stem cell. Bank ini sebetulnya adalah laboratorium yang memiliki perlengkapan penyimpanan khusus agar sel induk bayi tidak mati dan dapat dimanfaatkan di waktu yang akan datang.
Setelah bayi lahir, sel-sel darah dari pembuluh vena tali pusatnya diambil. Proses pengerjaannya sebagai berikut:
- Segera setelah bayi lahir, tali pusat diklem dan dipotong.
- Tali pusat yang masih menempel pada plasenta dibasuh dengan kapas alkohol atau kapas povidon iodin 150 ml.
- Jarum suntik yang telah diisi heparin 1 ml kemudian ditusukkan ke dalam vena untuk mengambil darahnya sebanyak 40-150 ml.
- Selanjutnya darah dikirim ke laboratorium khusus. Dalam perjalanan ke laboratorium, darah yang diambil cukup dibawa dalam suhu udara biasa, tidak perlu dibekukan atau disimpan dalam lemari es.
- Kemudian melalui proses disentrifugasi selama 10 menit, dipilihlah sel yang diperlukan untuk disimpan (buffy coat).
* Namun sebelum disimpan, darah akan ditapis dulu apakah mengandung kuman HIV, CMV, hepatitis, dan sejenisnya. Setelah dinyatakan aman, ke dalam darah akan dimasukkan zat pengawet (cryoserv).
* Darah kemudian dibekukan pada temperatur -1800 C dalam tangki nitrogen cair.
* Saat sel induk diperlukan untuk transplantasi, contoh darah tali pusat akan dicairkan kembali dan diberikan kepada pasien melalui pembuluh darah vena.

PENYAKIT YANG DITANGANI
Stem cell transplantation (transplantasi sel induk) telah diterima sebagai pengobatan untuk pasien-pasien yang memerlukan kemoterapi dosis tinggi atau terapi radiasi untuk penyakit mereka. Kemoterapi dan radioterapi menyebabkan cedera yang parah bagi pembentukan sel-sel darah dalam sumsum tulang. Nah, untuk mempertahankan kemampuan pasien dalam memproduksi sel-sel darah dan sel-sel pertahanan tubuh, dapat diberikan sel induk dari donor yang cocok melalui suatu proses yang disebut transplantasi sel induk.


Transplantasi sel induk ini umumnya digunakan untuk mengobati pasien-pasien leukemia dan limphoma, atau pasien kelainan bawaan berat yang mengenai sumsum tulang atau sistem kekebalan tubuh.

Sampai saat ini penelitian tentang pemanfaatan sel induk masih terus dilakukan. Di masa mendatang diharapkan sel induk ini dapat dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit alzheimer, parkinson, stroke, diabetes, jantung, lupus, multipel sklerosis, dan cedera saraf tulang belakang.
Penyakit yang berhasil ditangani dengan terapi ini sudah terbilang sangat banyak. Di antaranya leukemia akut maupun kronis, gangguan sel induk, kelainan genetik pada sistem metabolisme, kelainan genetik sel darah merah (misalnya talasemia beta mayor, penyakit sel Sickle), osteoporosis, kanker payudara, kanker ginjal dan sebagainya.

DILAKUKAN DI INDONESIA
Pada 1970-an, para peneliti menemukan bahwa darah tali pusat manusia mengandung sejumlah sel induk. Di tahun 1988, seorang dokter di Perancis sukses melakukan transplantasi darah tali pusat manusia pada seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun yang menderita anemia Fanconi. Sepuluh tahun kemudian, anak ini masih hidup dan masih bertahan sampai sekarang.

Di Indonesia, kesempatan untuk menyimpan sel induk yang diambil dari pembuluh vena tali pusat sudah bisa dilakukan. Hanya saja kita belum memiliki laboratorium penyimpanannya. Sebagai solusi, penyimpanan dapat dilakukan di Singapura yang memiliki beberapa perusahaan pengelola stem cell bank. Diantaranya adalah StemCord dan Cordlife. Seperti dikatakan A. Linda Lukman, Bussiness Development Manager StemCord Indonesia, "Darah bisa diambil di sini untuk kemudian dibawa ke Singapura dan disimpan di stem cell bank milik StemCord Internasional di sana."

Sebetulnya ada dua jenis bank penyimpanan sel induk ini. Yang pertama adalah public bank atau stem cell bank yang menyediakan darah dari para donor yang tidak mempunyai hubungan keluarga (penggunaan alogenik). Satunya lagi adalah private bank yang menyimpan darah tali pusat untuk digunakan bagi kepentingan dirinya dan keluarganya (penggunaan autologus) suatu saat kelak.

Biaya yang harus dikeluarkan pasien di Indonesia sekitar 2.000 dolar Singapura. Prosedur dimulai dengan pengambilan darah yang memungkinkan darah yang diambil tidak terkena udara luar sehingga mengurangi risiko kontaminasi. Selanjutnya, pengujian bakteri dan jamur untuk darah tali pusat dilakukan sebelum dan sesudah pemrosesan darah (sebelum dibekukan). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa darah bebas dari pencemaran pada saat disimpan. Karena bila sudah tercemar, darah tidak dapat digunakan pada saat diperlukan kelak.

HATI-HATI KLONING
Berhubung teknologi ini masih tergolong baru, Judi mengingatkan beberapa kemungkinan yang harus dicermati. "Teknologi ini bisa saja dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Untuk kloning manusia, misalnya."

Selain masalah penyalahgunaan, keamanan (penularan penyakit), dan kerusakan selama penyimpanan juga harus diwaspadai. Namun terlepas dari itu semua, teknologi baru ini mendatangkan banyak manfaat, selama dilakukan oleh orang-orang yang bertanggung jawab.
(Marfuah Panji Astuti)

StemCord Indonesia
Wisma 46 Kota BNI Lt. 9 Unit 909  Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220
Hotline 7026 2077 Telp. (021) 572 7583 Fax. (021) 572 2004




Tidak ada komentar:

Posting Komentar