Cahaya itu diatas cahaya…

Menerangi jalan menuju cinta-Nya



Minggu, 20 November 2011

Semangaaat!


Bismillah...
Detik-detik menjelang keberangkatan saya ke Bandung selama  kurang lebih 13 hari. Yaaa, suatu hal yang membuat sedih jika harus membayangkan meninggalkan rumah dan orang tua dalam waktu yang lumayan lama. Pelatihan PONED judulnya, dikhususkan bagi dokter dan bidan PTT provinsi 2011 dalam rangka persiapan untuk puskesmas yang mampu PONED di wilayah provinsi jawa barat.

Tidak boleh sedih Nina...
Yaaa.. saya meninggalkan keluarga dan pasien-pasien saya sementara serta rutinitas rumah pastinya akan sangat rindu. Huhu...

Tapi ga boleh sedih Nina (berusaha menguatkan diri), ada banyak ilmu disana, ada keberkahan menanti bagi orang-orang yang mau belajar, semangat...semangat.....

"Barangsiapa yang berjalan untuk menuntut ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya jalan ke syurga." (HR. Muslim) 
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al-Mujadalah:11)

 Ada beberapa keutamaan orang yang menuntut ilmu:
1. Alloh memudahkan jalan ke syuga bagi orang yang menuntut ilmu
2. Malaikat membentangkan sayap-sayap mereka karena ridho terhadap tholabul ilmi
3. Seorang alim dimintakan ampun oleh siapa saja yang ada di langit dan di bumi, dan oleh ikan-ikan di dalam air
4. Keutamaan seorang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan purnama daripada seluruh bintang-bintang
5. Para ulama itu pewaris para nabi

Ya..ya.. hakikatnya belajar sepanjang hayat dan dimanapun. Baiklah.. akanku tempuh perjalanan ini dengan senyuman, kusambut rezekiku Ya Allah :) 
Bismillahitawakalu alallah la haula walakuwwata illa billah

Sabtu, 19 November 2011

Catatan singkat


Bismillah...Selamat datang di bumi Allah. Disini ada cita-cita, ada rahasia, ada pesona, ada gerak daur tak putus. Di laut sana angin tengah menggulung ombak. Di gunung ia menggerak gemerisik reranting. Alam semesta tengah terbuai hal besar, menggumamkan tasbih. Ada desing, ada kerjap, ada cericit, ada gemericik, ada aum dan desau mengagungkan penciptanya.
 Selamat menyaksikan kelahiran dan kematian. Tanah yang terinjak, pohon tempat bersandar, dinding-dinding kota dan manusia menjadi saksi siapa di antara kita yang terbaik amalannya. Lalu Kau? Adakah sejarah hidupmu hanya akan tertulis tiga baris: nama fulan, lahir tahun sekian, wafat tahun sekian. Padahal, buku sejarah dunia juga sejarah akhiratmu menyediakan tambahan halaman untuk kerja-kerja besar dan amal salihmu. Ingat, sejarah tak lebih dari kumpulan biografi orang-orang besar. Kaukah?
(Ust. Salim A. Fillah)


Kamis, 17 November 2011

Pregnant Day


Bismillah…

Pragnant day, hari periksa ibu hamil ditempat kerja saya. Allah selalu menunjukan kasih sayang-NYa melalui berbagai cara yang tak pernah kita duga. Rasa takjub saya masih tak henti ketika bertemu pasien dengan berbagai macam karakter, dari latar belakang pendidikan yang berbeda, dari pola didikan keluarga yang beragam dan motivasi berkeluarga serta memiliki anak yang bermacam-macam pula.

Ya inilah hidup, Alhamdulillah saya bisa belajar banyak dari mereka, cerita, pengalaman hidup, sedih-bahagia, harapan, terkadang saya bisa melihat dari mata dan merasakannya lewat kata-kata yang terlontar..suatu hal yang sangat luar biasa, sama luar biasanya dengan apa yang melekat pada tubuh mereka yang tidak dimiliki oleh pria, ‘Rahim’. Saya baru menyadari dengan dalam ketika seorang menyinggung tentang ‘rahim’. Ibu itu pernah berkata, “seorang wanita atau seorang ibu itu harus cerdas dan pintar, karena kelak dialah yang akan membentuk karakter anaknya, ibu yang dijadikan contoh suri tauladan terdekat oleh anak-anaknya. Ibu, suatu predikat yang paling indah yang Allah berikan ke makhluknya yang bernama perempuan. Di dalam tubuh ibu ada Rahim”. Tentunya kita semua masih familier dengan salah satu Asmaul Husna-nya Allah yang sesalu kita sebut ketika hendak memulai sesuatu. Bismillahirrahmanirrahim,Ya Rahim.. salah satu Asma Allah ada di tubuh kita, perempuan.

Maha Suci Allah yang meletakkan salah satu sifatnya dalam tubuh ini. Rahim itu identik dengan kenyamanan, kasih sayang, cinta, keberkahan, kelembutan dan tempat yang paling nyaman bagi bakal bayi. Disana ada mengalir cinta yang tulus, tanpa pamrih,harapan, cita-cita besar, do’a, dan untaian kasih sayang yang tak terkira dari seorang yang bernama ibu.

Saya merasa miris ketika seorang ibu datang memeriksakan kehamilannya lempeng dan tak peduli dengan kehamilannya, bahkan ada yang menganggap kehamilannya hanya sebagai sebuah kerepotan yang harus dialaminya. Mual muntah, perubahan bentuk fisik, beban bayi yang semakin berat, keluhan kehamilan selama 9 bulan 10 hari yang bermacam-macam, bermacam pula yang di ungkapan para ibu hamil.

Apa yang dirasakan janin dalam kandungan sama halnya dengan apa yang para ibu pikirkan dan rasa. Keberkahan dari seorang anak bisa kita dapat ketika mulai dari meluruskan niat dan berdo’a dalam merencanakan kehamilannya. Berlanjut dengan proses kehamilan, saat bakal janin itu sudah terbentuk sebetulnya tak perlu menunggu usia 4 bulan untuk mengajak komunikasi dengan janin, sejak diketahui hamil kita bisa mengajaknya bercerita, berbagi kebahagiaan dan mengungkapkan apapun yang menjadi harapan kita kepadanya. Apa yang kita rasa turut juga dirasa oleh janin yang ada di dalam rahim ibu. Maka berbaiksangkalah, dan selalu mensyukuri apapun yang terjadi.

Seorang ibu pernah datang dan memeriksa kehamilannya, si ibu berkata bahwa kehamilan keduanya sangat merepotkan banyak keluhan apalagi ditambah mengurus anak pertamanya yang masih kecil. Ada yang selama hamilnya tidak pernah memeriksakan kehamilannya, saat ada bahaya kehamilan baru datang ke fasilitas kesehatan dan ternyata semua itu sudah terlambat, adapula yang tidak pernah minum obat yang telah diberikan oleh petugas kesehatan dengan alasan merasa sehat dan tidak ada keluhan namun saat persalinan tanpa di duga terjadi perdarahan. Banyak hal-hal kecil tanpa disadari akan berpengaruh besar kepada pertumbuhan dan perkembangan janin. Entah apa yang dirasakan sang janin ketika mengetahui bahwa dirinya menjadi akibat kerepotan sang ibu, apa yang dirasakan sang janin ketika tahu bahwa dirinya dibesarkan dengan rasa yang hambar tanpa harapan, cita-cita dan cuek tak peduli.

Gagal mempersiapkan berarti mempersiapkan kegagalan. Banyak yang menutut kepada anak yang diahirkan kelak khususnya orang tua, banyak orang tua yang ingin anaknya sehat, anaknya pintar, cerdas, soleh/solehah, bermanfaat, unggul, berakhlak mulia, nurut dengan yang orang tua bilang, hormat dan patuh pada ibu-bapaknya, tapi terkadang banyak yang lupa dengan ikhtiar sejak di dalam kandungan. Banyak yang terlena bahwa anakpun bisa menuntut orang tuanya yang alpa dengan kasih sayang sejak di kandungan, dan bisa saja mereka mencari kasih sayang yang telat diberikan dari orang tuanya dari teman-teman dan orang-orang di luar rumah.

Harapan, perasaan cinta, kasih sayang, sedih seorang ibu bisa dirasakan dan dapat ditularkan melalui plasenta melewati tali pusat dan menembus abdomen bayi dan di rasa janin melalui seluruh tubuhnya. Masihkah merasa bahwa kehamilan ini suatu hal yang biasa saja? Masihkah berfikir bahwa membawa janin di perut merupakan suatu hal yang sangat merepotkan?
Sama halnya dengan harapan saya kepada ibu-ibu itu. saya ingin sekali melihat ibu itu bahagia dan bersyukur dengan kehamilannya. Harapan besar dengan kelahiran anaknya yang sehat dan tanpa kekurangan satu apapun. Karena anak merupakan salah satu bentuk keagungan Allah Swt, Rahman-RahimNya. Izinkan saya ikut berperan serta menorehkan peran itu kepadamu wahai para ibu. Amanah besar bagi saya adalah bagaimana mempersiapkan anak yang berkualitas sejak di dalam kandungan ibunya. Generasi Rabbani kalau kata teman saya J



Sabtu, 12 November 2011

Titik Nadir


Ketika diri ini berada pada posisi tegak yang terpojok, kaki terasa kuat tegak berdiri akan tetapi dalam hakikatnya kaki ini begitu gontai tak berdaya. Ketika begitu banyak gelombang yang menerjang kumerasa terkikis secara perlahan tapi pasti, dan ketika badai itu datang menghampiri tak kuat tanganku untuk menggapai pegangan yang kokoh ini aku terhempas bersama derunya  angin itu. Ugh…sesak dada ini untuk segera keluar dan mencoba melawan arus yang ada karena dada ini benar2 tak kuat untuk menahan sesaknya perih menghampiri. Mata ini sudah tak mampu lagi  untuk mengeluarkan air mata, mulut ini sudah letih memanggil dimanakah?

Aku sendiri ditengah ketidakpastian badai ini.

Harap, doa, dan harapan terus aku untaikan tak terasa dan aku menyadarinya Aku telah terdampar pada sebuah pulau. Air mata ini tak terasa mengalir membasahi pipi. Entahlah kekosonganku seakan-akan telah terisi oleh sesuatu yang perlahan-lahan bergerak mengisi nurani hati yang telah lama tak terisi. Aku terkulai lemah, kaki ini tak kuasa menahan rindu yang berusaha merasuk ke hati, aku rindu rasa ini, aku rindu tatapan cinta ini, aku rindu dengan mereka, orang-orang yang telah aku tinggalkan. Sayang…mereka sama sekali tak merasakan kehadiranku. Aku mencoba memanggil mereka dan berteriak. Mereka bungkam, mereka membisu pada diriku. Air mata yang berderai ini semakin hebat mengalir. Kepanikan menjalar didiriku, aku frustasi dan mencoba berlari pada sebuah dermaga tak berpenghuni Aaargh………aku kesal dan mencoba berteriak pada bumi. Aku ga mau seperti ini, saat cinta mereka tumbuh cintaku mati, saat mereka mencoba untuk berjalan aku berhenti. Aku tak berdaya. Aku tak mau seperti ini. Tiba-tiba bibir ini berucap Tuhan ampuni aku, tolonglah aku, kata yang sudah lama aku lupakan dari bibir dan hati ini. Air mata ini mengalir kembali tanpa aku sadari. Tetapi aku menjadi tenang dan semakin tenang. Terisak aku dan terkulai pada tepi dermaga ini. Terduduk tak berdaya.

            Memori, panggung kehidupan, episode hidup yang telah aku jalani mencoba untuk mengeksploitasi otak ini mencoba flash back pada perjalanan hidup. Canda, tawa, senda, gurau, kemunafikan, kebohongan, pria, harta, basa-basi, pujian, rayuan, sanjungan membuat hati ini miris. Inikah diriku.

            Kepalaku sudah tidak kuat untuk menahan beban ini, kepalaku terasa berat, berkunang-kunang, semua terasa semakin begitu jelas tergambar. Ayah, bunda, abang, adik, sahabat satu persatu beranjak pergi. Gelap dan semakin gelap, badanku terjatuh pada pasir dermaga yang basah. Gelap, bibirku tak terasa berucap Ya Allah…ampunilah aku……


Selasa, 08 November 2011

Angin, Hujan, Bau Tanah..

Bismillah...

Masih ditemani dengan malam yang semakin pekat dan gelap.. ya memang ini kondisi yang nyaman saat ini bagi saya untuk menulis. Ada yang berbeda dengan malam-malam sebelumnya. Ketenangan malam yang terjadi di malam-malam sebelumnya kedatangan tamu yang membuat suasana malam ini berkurang tingkat derajatnya. semakin dingin dan semakin penuh pesona :)

Musim penghujan berkunjung sejak awal bulan ini.mengisi daftar buku tamu yang kosong sejak beberapa bulan yang lalu. Kerinduan akan titik-titik hujan, gemericik air yang jatuh dan aroma tanah yang basah tersiram hujan membawa kerinduan yang berbeda. ada rindu di sana, ada syukur, ada kepasrahan, kehidupan, harapan daftar pencapaian hidup lainnya yang telah digariskan dan sedang diusahakan. 

Semilir angin malam ini berhasil membuat tiap diri berselimut  peraduan yang hangat. Ada rindu dari tanah yang kering berharap rindunya disapa oleh  air yang ditirunkan oleh Penciptanya. Ada harapan dari petani agar sawahnya mampu menghasilkan dan mendatangkan rezeki, ada kepasrahan dari diri bahwa inilah siklus dari Illahi atas semua pemberian yang layak untuk disyukuri, ada harap agar do'a-do'a mustajab dikabulkan saat rahmat Allah datang melalui turunnya hujan.

Hal yang saya sukai dari datangnya musim penghujan ini ketika tanah yang basah memunculkan aroma khas yang tidak bisa dirasakan pada musim kering dan kemarau. Bau hujan... semuanya diatur melalui sistem yang begitu sempurna. Sumber bau harum tanah berasal dari minyak aksiri di produksi tumbuhan kemudian diserap oleh bebatuan dan tanah lalu dilepas ke udara pada saat hujan turun. Hujan turun, basahlah semua yang dilaluinya... tak usah bersedih teman, karena ada rezeki besar yang siap menanti kita dari tiap jatuhan titik hujan. Dalam lantunan do'a dan harap yakinlah Allah akan mengabulkan  do'a-do'a kita, mintalah karena sayapun tak mau meyiakan kesempatan yang ini. 

Mencoba memejamkan mata ketika hujan turun, menajamkan pendengaran dan perasaan. Ya... ketika tetes-tetes hujan ini berbenturan dengan tanah yang kering, batu yang keras, atap yang kokoh, ada melodi disana, susunan harmonisasi tangga lagu yang hampir mirip dengan kehidupan kita. Kaupun bisa turut merasakannya ditambah gelegar guntur menyambar dan kilatan cahaya yang manyilaukan tmata, gelap pada saat itu. ketika harap dan cemas berpadu, ketika jiwa yang kerdil berharap pada sesuatu Yang Maha Berkuasa agar tetap merengkuh diri yang ringkih di dalam "terjangan"  hujan yang tampak gagah dengan gelegarnya.

Tak pernah ada gelap ketika kita hanya merasakan terang, begitupun sebaliknya. gelap yang sempat hadir perlahan-lahan hadir menyibakkan sinaran mentari yang mencoba kembali menghangatkan. Hmm... lihat penantian yang tak pernah sia-sia, harapan yang bersambut kenyataan, malu-malu pelangi itu muncul dengan sejuta tak hingga pesonanya. Look at the rainbow ...Nikmatilah.

Ada warna disana yang siap kau pilih untuk menorehkan ada dalam hidup. Menggambar impian dengan warna yang paling terang dan campuran warna membentuk warna baru yang mungkin tak bisa ditemukan oleh orang lain. 

Angin, Hujan, Bau tanah, Gelap-terang dan pelangi... ceritaku malam ini untukmu

Senin, 07 November 2011

Undangan Tuhan

Ada masanya hatimu sepi tak terperih, jauh di sudutnya kau merasakan kekosongan, dan tidak ada yang bisa mengisinya. Tidak sahabatmu, tidak pula keluargamu.

Ada waktunya jiwamu sedih tak butuh bujuk rayu. Terkadang kau tidak tahu sebabnya. Itu bahkan lebih menyiksamu. Kau juga tak mengerti. Tak bisa mengenal perasaanmu sendiri. Apakah itu kerinduan yang terlalu menyiksa atau kekecewaan pada harapan yang tidak seperti yang kau harapkan. Bisa juga hal lain yang sekali lagi tidak kau kenal.

Ada saatnya pikiranmu galau tak dapat dijinakkan oleh siapa dan apa. Yang ada adalah perasaan bersalah, terpuruk, menjadi orang paling bodoh, atau tidak mampu memperbaiki kesalahan yang terlanjur dibuat.
Saat itu berdamailah dengan dirimu sendiri. Sebab kau tidak butuh apa-apa dan sesiapa.

Itu bisa jadi cara Tuhan hadir dalam kegersangan hidup, untuk mengingatkan bahwa semua yang selama ini kau andalkan adalah rapuh, tidak berarti apa-apa dibanding damai dalam berserah diri kepada-Nya.
Dia datang kepadamu dengan cara-Nya yang unik. Yang awalnya mungkin tidak kau pahami. Tidak kau sadari. Kecuali setelah lidahmu reflek berucap berat, "Tuhan, aku tidak punya siapa-siapa. Aku hanya butuh kekuatan dari-Mu."

Dia datang. Dia mengundangmu masuk ke dalam kedamaian. Jika kau penuhi undangan itu, terlepaslah segala gulanamu.

Pada undangan itu tertulis indah sekali, "Sesungguhnya orang-orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, lalu setia pada apa yang diucapkannya itu, para malaikat diutus menghampiri untuk mendamaikan hati mereka, 'Kamu tidak usah kuatir (pada apa yang sedang kau hadapi), kamu juga tidak perlu bersedih (pada apa yang telah luput dan terjadi).'" (QS. Fusshilat: 30).

Itulah undangan Tuhan buatmu, buatku, buat kegalauan-kegalauan kita yang abstrak dan yang nyata.
Mari datang bersama menuju-Nya.

Lewat tengah malam pada kebekuan Ankara, 1'Celcius, akhir Oktober 2011

Ahmad Faris

=====================================================================================
(tulisan ini dari blog sohib saya boleh kenal juga, sila berkunjung ke kafenya di sini)