Bismillah…
Pragnant day, hari periksa ibu
hamil ditempat kerja saya. Allah selalu menunjukan kasih sayang-NYa melalui
berbagai cara yang tak pernah kita duga. Rasa takjub saya masih tak henti
ketika bertemu pasien dengan berbagai macam karakter, dari latar belakang
pendidikan yang berbeda, dari pola didikan keluarga yang beragam dan motivasi
berkeluarga serta memiliki anak yang bermacam-macam pula.
Ya inilah hidup, Alhamdulillah
saya bisa belajar banyak dari mereka, cerita, pengalaman hidup, sedih-bahagia,
harapan, terkadang saya bisa melihat dari mata dan merasakannya lewat kata-kata
yang terlontar..suatu hal yang sangat luar biasa, sama luar biasanya dengan apa
yang melekat pada tubuh mereka yang tidak dimiliki oleh pria, ‘Rahim’. Saya
baru menyadari dengan dalam ketika seorang menyinggung tentang ‘rahim’. Ibu itu
pernah berkata, “seorang wanita atau seorang ibu itu harus cerdas dan pintar,
karena kelak dialah yang akan membentuk karakter anaknya, ibu yang dijadikan
contoh suri tauladan terdekat oleh anak-anaknya. Ibu, suatu predikat yang paling
indah yang Allah berikan ke makhluknya yang bernama perempuan. Di dalam tubuh
ibu ada Rahim”. Tentunya kita semua masih familier dengan salah satu Asmaul
Husna-nya Allah yang sesalu kita sebut ketika hendak memulai sesuatu. Bismillahirrahmanirrahim,Ya Rahim.. salah satu Asma Allah
ada di tubuh kita, perempuan.
Maha Suci Allah yang meletakkan
salah satu sifatnya dalam tubuh ini. Rahim itu identik dengan kenyamanan, kasih
sayang, cinta, keberkahan, kelembutan dan tempat yang paling nyaman bagi bakal
bayi. Disana ada mengalir cinta yang tulus, tanpa pamrih,harapan, cita-cita
besar, do’a, dan untaian kasih sayang yang tak terkira dari seorang yang
bernama ibu.
Saya merasa miris ketika seorang
ibu datang memeriksakan kehamilannya lempeng dan tak peduli dengan
kehamilannya, bahkan ada yang menganggap kehamilannya hanya sebagai sebuah
kerepotan yang harus dialaminya. Mual muntah, perubahan bentuk fisik, beban
bayi yang semakin berat, keluhan kehamilan selama 9 bulan 10 hari yang
bermacam-macam, bermacam pula yang di ungkapan para ibu hamil.
Apa yang dirasakan janin dalam
kandungan sama halnya dengan apa yang para ibu pikirkan dan rasa. Keberkahan
dari seorang anak bisa kita dapat ketika mulai dari meluruskan niat dan berdo’a
dalam merencanakan kehamilannya. Berlanjut dengan proses kehamilan, saat bakal
janin itu sudah terbentuk sebetulnya tak perlu menunggu usia 4 bulan untuk
mengajak komunikasi dengan janin, sejak diketahui hamil kita bisa mengajaknya
bercerita, berbagi kebahagiaan dan mengungkapkan apapun yang menjadi harapan
kita kepadanya. Apa yang kita rasa turut juga dirasa oleh janin yang ada di
dalam rahim ibu. Maka berbaiksangkalah, dan selalu mensyukuri apapun yang
terjadi.
Seorang ibu pernah datang dan
memeriksa kehamilannya, si ibu berkata bahwa kehamilan keduanya sangat
merepotkan banyak keluhan apalagi ditambah mengurus anak pertamanya yang masih
kecil. Ada yang selama hamilnya tidak pernah memeriksakan kehamilannya, saat
ada bahaya kehamilan baru datang ke fasilitas kesehatan dan ternyata semua itu
sudah terlambat, adapula yang tidak pernah minum obat yang telah diberikan oleh
petugas kesehatan dengan alasan merasa sehat dan tidak ada keluhan namun saat
persalinan tanpa di duga terjadi perdarahan. Banyak hal-hal kecil tanpa
disadari akan berpengaruh besar kepada pertumbuhan dan perkembangan janin. Entah
apa yang dirasakan sang janin ketika mengetahui bahwa dirinya menjadi akibat
kerepotan sang ibu, apa yang dirasakan sang janin ketika tahu bahwa dirinya
dibesarkan dengan rasa yang hambar tanpa harapan, cita-cita dan cuek tak
peduli.
Gagal mempersiapkan berarti
mempersiapkan kegagalan. Banyak yang menutut kepada anak yang diahirkan kelak
khususnya orang tua, banyak orang tua yang ingin anaknya sehat, anaknya pintar,
cerdas, soleh/solehah, bermanfaat, unggul, berakhlak mulia, nurut dengan yang
orang tua bilang, hormat dan patuh pada ibu-bapaknya, tapi terkadang banyak
yang lupa dengan ikhtiar sejak di dalam kandungan. Banyak yang terlena bahwa
anakpun bisa menuntut orang tuanya yang alpa dengan kasih sayang sejak di
kandungan, dan bisa saja mereka mencari kasih sayang yang telat diberikan dari
orang tuanya dari teman-teman dan orang-orang di luar rumah.
Harapan, perasaan cinta, kasih
sayang, sedih seorang ibu bisa dirasakan dan dapat ditularkan melalui plasenta
melewati tali pusat dan menembus abdomen bayi dan di rasa janin melalui seluruh
tubuhnya. Masihkah merasa bahwa kehamilan ini suatu hal yang biasa saja? Masihkah
berfikir bahwa membawa janin di perut merupakan suatu hal yang sangat
merepotkan?
Sama halnya
dengan harapan saya kepada ibu-ibu itu. saya ingin sekali melihat ibu itu
bahagia dan bersyukur dengan kehamilannya. Harapan besar dengan kelahiran
anaknya yang sehat dan tanpa kekurangan satu apapun. Karena anak merupakan
salah satu bentuk keagungan Allah Swt, Rahman-RahimNya. Izinkan saya ikut
berperan serta menorehkan peran itu kepadamu wahai para ibu. Amanah besar bagi
saya adalah bagaimana mempersiapkan anak yang berkualitas sejak di dalam
kandungan ibunya. Generasi Rabbani kalau kata teman saya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar