“ Pemuda harus
dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budak-budak konspirasi dengan jalan
penyebarluasan dekadensi moral dan paham yang menyesatkan (Protokol zionis poin
ke 23)”
Bismillahirrahmanirrahim….
Assalamualaikum warrohmatullahi wabarakatuh….
Saudaraku….. setiap orang mempunyai kisah hidupnya masing
masing. Pahit manis getirnya kehidupan yang membuat kita belajar dan
memperbaiki diri di dalam hidup ini. Ini adalah sepenggal kisah seorang anak
manusia. Sepenggal kisah seorang anak Adam yang pernah di tipu mentah mentah
oleh Iblis Laknatullah. Sepenggal kisah seorang anak manusia yg menjadi korban
sebuah konspirasi agenda besar para zionis. Sepenggal kisah seorang yg telah
menjadi boneka kayu’nya Dajjal dan agen agennya. Sepenggal kisah pemuda yang
tersesat namun kemudian menemukan kembali fitrahnya sebagai seorang Muslim.
Inilah sepenggal kisahku….
Aku terlahir dari sebuah keluarga yg biasa biasa saja.
Mempunyai seorang ibu yg biasa biasa saja pula. Mempunyai ayah dan kakak serta
adik yg biasa biasa juga. Hidup juga dilingkungan yg biasa saja dan bersekolah
di sekolah yg sangat sangat biasa pula. Masa remaja ku pun tergolong biasa
biasa saja. Intinya semua hal dalam
hidupku ini biasa dan normal normal saja. Aku hanyalah seorang anak laki laki
yg tumbuh normal dlm sebuah keluarga yg hangat, di besarkan oleh seorang ibu yg
mengasihiku lebih dari dirinya sendiri dan seorang ayah yg mendidikku dgn penuh
teladan agar aku bias menjadi orang yg baik.
Namun ada hal yg mungkin tidak biasa di dlm hidupku jika
disbandingkan dgn anak anak seumurku saat itu. Aku tertarik dgn sebuah hal yg
dikemudian hari lazim kusebut sbg “youth culture”. Dari sekian banyak youth
culture aku memilih untuk menjadi seorang skinhead. Alasanku memilih skinhead
saat itu simple sekali… skinhead itu gagah…. Itu saja. Aku ingat saat aku
mendapatkan sumber pertama ttg skinhead ini, yaitu sebuah buku berjudul “Spirit of 69 a skinhead bible”
sebuah buku ttg sejarah perkembangan budaya skinhead dari era pertengahan 60’an
hingga pertengahan 90’an yg ditulis oleh George marshall. Buku itu kubaca
samapai tuntas, kutelaah dan ku ulang membacanya sampai berkali kali krn hal
ini adalah hal yg sangat penting bagiku. Sedari awal aku sudah memahami bahwa
ini adalah jalan hidupku dan aku tdk mau bermain main dengannya.
Perkenalanku dengan skinhead yg dimulai dari musik dan buku
tersebut telah mengantarkan’ku bertemu dgn teman2 sejenisku, sebuah komunitas
youth culture. Mulailah kegiatan nongkrong di jalanan kujalani. Sedikit demi
sedikit namun pasti semua hal yg berkaitan dgn youth culture dan segala
variannya kulalap habis. Kami bahas dan kami diskusikan bahkan sering kali kami
perdebatkan mulai dari band favorit sampai pahlawan pahlawan youth culture
kami. Perlahan namun pasti juga youth culture (skinhead) menjadi semacam
pandangan hidup bagiku dan bagi seorang kawan dekatku yg bernama Jamal
(kebetulan dia juga admin di group ini…. Alhamdulillah kami kini diperemukan
kembali dlm persaudaraan sesama Muslim). Bagi kami saat itu skinhead adalah
segala galanya. Skinhead adalah satu satunya solusi dlm menghadapi hidup ini.
Sebuah jalan keluar kami dari segala kemuakan kami terhadap hidup yg datar
datar saja. Sebuah pemberontakan yang sempurna yg datang langsung dari jalanan
tempat dimana kami tumbuh dan dibesarkan.
Skinhead adalah pintu bagiku untuk mulai mempelajari isme
isme yg berkaitan dan mendasarinya. Dan dengan basic skinhead sebagai budaya
kelas pekerja-buruh-proletar maka Sosialisme komunisme adalah satu satunya
ideologi yg betul betul menarik perhatianku saat itu. Segala macam informasi
ttg hal tersebut kulahap habis dgn tuntas dan aku tdk pernah puas dalam
mempelajarinya. Jamal adalah kawan berdiskusi, berdebat bahkan terkadang
menjadi “musuh” segala sudut pandangku ttg skinhead dan marxisme saat itu.
Jalanan adalah forum diskusi bagi kami. Jalanan adalah bentangan luas ladang
tempat mempraktekkan segala hal yg kami pahami ttg skinhead. Jalanan adalah
tempat kami mengenal hidup dan kehidupan nyata. Namun jalanan jugalah yg
memperkenalkan kami pada hal hal negative seperti minuman keras dan terkadang
perkelahian. Namun buat kami saaat itu itulah hidup ideal seorang pemberontak.
We’re a rebels and we not afraid to fight this world with our hands….!!!!
Pelan namun pasti aku mulai menganggap skinhead sebagai
agama’ku. Perlahan otak ini mulai menghitam oleh ide ide kuffurnya Marx,
Nietsche dan Darwin. Bahkan dlm perkembangan selanjutnya seringkali aku dgn
bangganya mengatakan: “ skinhead itu udah lebih daripada agama buat gue…..” .
Jika dipikirkan memang seperti itulah aku saat itu…. aku lebih memilih untuk
memakai boots 10 holes selama 20 menit ketimbang wudhu dan sholat yg hanya 10
menit saja misalnya. Aku semakin jauh meninggalkan Islam dan ajarannya. Aku
bahkan mulai jijik dgn aktifitas aktifitas
Ibadah seperti sholat, aku mulai merasa bodoh jika aku masih ber’agama
sementara aku adalah seorang yg progresif revolusioner. Lenin mengatakan AGAMA
(ALLAH) ADALAH CANDU BAGI MASYARAKAT dan aku menelan itu sebagai dogma. Kelak
saat berada dipuncak kekafiran’ku aku meragukan bahkan mengingkari adanya Allah
yg sangat sangat tidak “material’ dan tidak “ilmiah” buatku. Penuhanan kepada
sebuah hal yg bernama Allah atau apapun nama Tuhan adalah sebuah konsep yg
menjijikkan buatku. Tuhan apapun namanya adalah sebuah hal yg di ada adakan
saja di dlm otak orang orang yg kerjanya Cuma bisa berhalusinasi di dlm hidup
ini. Tuhan hanyalah buat orang orang lemah bagiku sedangkan aku seorang
skinhead warrior, seorang materialis dialektis, seorang progresif revolusioner
dan seorang Leftist radikal yg berpengetahuan luas tentunya tidaklah pantas
berTuhan. TUHAN ITU TIDAK ADA BAGIKU saat itu….!!!!
Semakin hari aku semakin lepas dari fitrahku. Hidupku seperti
tidak ada kontrolnya, semua hal sah sah saja bagiku. Nilai nilai moralku
berbeda dgn orang lain. Aku tdk segan segan membuat intrik dan berkonspirasi
dlm mencapai tujuan tujuan hidupku. Selama itu baik dan bermanfaat demi
mencapai dan mewujudkan idealismeku maka itu sah sah saja. Ganyang siapapun yg
tidak sepaham dengan’mu…. Jadilah orang yg kuat karena hanya yg kuatlah yg bisa
bertahan hidup di dunia ini dan jangan pernah punya belas kasihan kepada musuh
musuhmu. Jika kau dimusuhi oleh seseorang atau sekelompok orang maka musuhilah
dan bencilah mereka seribu kali lebih dahsyat dari kebencian dan permusuhannya
kepadamu…!!! Inilah nilai moral yg kupegang teguh saat itu. Seperti itu jugalah
yg kuterapkan di komunitas saat terjadi
perselisihan masalah Idealisme ttg skinhead yg pro media mainstream dan
yg anti media mainstream. Aku tentu saja berdiri di garis depan perlawanan
skinhead thd media mainstream. Skinhead ya hanya untuk skinhead saja buatku.
Media mainstream sejatinya adalah tentakel kapitalisme global dan musuh alami
dan abadi Leftist – Maxist – Leninist seperti diriku. Media mainstream hanyalah
alat pemerah yg akan menjadikan kami badut badut jalanan bahan tontonan orang
orang awam di TV. Skinhead itu adalah
budaya pemberontakan maka berlakulah layaknya seorang pemberontak. Skinhead
adalah sebuah budaya perlawanan, budaya tandingan dan bukannya budaya
“sandingan” yg berdampingan dengan budaya budaya pop dan mainstream.
Perbedaan ini menjadi sebuah konflik yg berlarut larut dikomunitas. Ketegasan dan sikapku yg puritan
membuat orang orang memusuhiku mulai dgn cara yg verbal sampai fisik. Dan
disaat aku ditekan seperti ini aku bukannya takut, namun aku malah menjadi
semakin berani. Aku gunakan kemampuanku yg cukup prima dlm berbicara untuk
mempropagandakan, mengagitasikan, dan bahkan memaksakan fahamku kepada orang orang.
Dan tiba tiba saja aku menjadi pusat perhatian komunitas. Buat sebagian orang
aku adalah figure yg menakutkan dan harus di jauhi krn aku selalu berusaha
mencuci otak mereka, sedangkan bagi sebagian lainnya aku adalah seorang yg di
anggap tutor dan ditunggu tunggu “sabda”nya. Disinilah syeitan berdansa dansi
dengan bebasnya dihatiku. Aku mulai menjadi orang yg over PD, sombong dan
bahkan menganggap diriku sebagai Tuhan bagi diriku sendiri (untungnya tdk bagi
orang lain….). Aku percaya betul dan bangga betul dgn pengetahuan dan
kemampuanku dan membuang jauh jauh bisikan kalbuku bahwa itu hanyalah titipan
dan cobaan Allah kepadaku. Dimasa inilah Allah mengirimkan teguran-Nya kepadaku
berupa seorang wanita yg kucintai….. namun alih alih sadar aku malah menantang-Nya
untuk mendatangkan cobaan bahkan azab yg lebih dahsyat kepadaku jika DIA memang
ada. Mulai hari itu buatku tengah berlangsung pertempuran antara aku dan Allah
(na’udzubillahi min zaliq….. lihatlah betapa jahil, dungu dan disesatkannya aku
saat itu…. ).
Lalu aku kembali bertemu dgn Jamal setelah kami berpisah
kurang lebih 5 tahunan. Jamal yg kulihat saat itu sudah berbeda 180 derajat dgn
Jamal yg kukenal dulu. Jamal kini bergamis dan berjenggot dan dlm setiap
kalimatnya dia tdk pernah lupa mengucapkan asma Allah, ya…. Cahaya hidayah
Allah telah menyentuhnya. Aku tahu
betapa sedihnya Jamal saat melihat aku telah sedemikian jauhnya dari Allah dan
mungkin sudah menjadi seorang yg kafir saat itu. Aku ingat dia selalu
mendengarkan segala keluh kesahku dan segala permasalahanku, tdk ada yg berubah
antara aku dan dia saat itu walau saat itu pandangan hidup kami bagaikan bumi
dan langit. Namun ada satu hal yg paling aku ingat di masa ini… suatu hari
Jamal mengirimiku sebuah sms berbunyi: “Assalamualaikum saudaraku…. Aku datang
menawarkan sesuatu yg lebih berharga dari emas kepadamu yg jika kau ambil maka kau akan selamat dunia
dan akhirat… rangkullah dan kembalilah kepada Iman Islam…. Ingat ga… ada darah
da’i yg mengalir deras di dalam darah lu….”. Demi Allah sebenarnya hatiku
seperti ditampar saat itu, terbayang olehku wajah kakek’ku yg bersurban dan
berbaju putih sedang menangis menatapku…., namun ego dan pengaruh syeitan lebih
dominan saat itu dan sms itupun kuanggap sebagai angin lalu.
“Pertempuran” ku dengan Allah pun berlanjut…. Aku semakin
larut dalam kekafiranku. Betapapun Jamal berusaha mengingatkan ku dan Allah
berkali kali menegurku namun aku tetap saja sombong. Aku bagaikan seorang Abu
jahal yg di anugerahi pengetahuan luas oleh Allah namun menolak bersujud
kepadanya dgn sombong. Di masa inilah Jamal mengingatkan kepadaku lagi ttg
betapa sebenarnya aku adalah korban sebuah konspirasi kelam di ranah youth
culture (kami berdua sebenarnya sering membahas masalah NWO dan konspirasinya
semenjak tahun 2003). Aku lagi lagi sebenarnya sadar bahwa aku adalah korban
dan boneka kayu Dajjal yg di adu adu seenaknya dgn saudara saudara muslimku
sendiri oleh si laknat bermata satu itu sampai sampai aku dgn entengnya
memutuskan tali persaudaraan dgn bbrp teman baikku. Tapi kesombonganku yg sudah
mencapai tingkat akut telah membutakan dan menulikanku. Tengkuk ini semakin
kaku untuk bersujud kepadanya, lidah ini semakin kelu untuk menyebut dan
mengakui kebesaran-Nya. Namun Allah tak henti hentinya memanggil manggil namaku….
Mengirim tanda tanda kepadaku. Salah satunya adalah entah kenapa aku selalu tak
kuasa membendung tangisku saat aku mendengarkan orang membaca Al-qur’an padahal
aku tidak mengerti satu patah katapun dari ayat tsb, sungguh sebuah hal yg aneh
sekali. Hati yg keras bagai batu dan telah menghitam karena dosa dosa ini
bagaikan di cabik cabik oleh lantunan firman firman Allah yg maha suci itu.
Namun…. Sekali kali hal itupun tidak sanggup menghilangkan kakunya tengkukku
untuk bersujud kepada-Nya.
Lalu…… tibalah saat itu, Allah menegurku dengan sangat keras.
Ia memecutku karena aku tergolong kepada hamba yg pembangkang. Ia mengirimiku
sebuah hal seperti selayaknya Allah mengirimkan seekor nyamuk kepada Namrudz
untuk mempreteli kesombongannya. Dan nyamuk itu (lagi lagi) adalah seorang
wanita muda, polos, dan nasrani pula. Melalui dialah Allah mempreteli dan
menelanjangi kesombonganku dan melemparkanku ke lembah kehinaan di mata orang
orang yg dulu menghormatiku dan mengagumi kepintaran serta sifatku yg puritan
(maaf… soal bagaimana wanita ini menjadi sebab kehinaanku tdk bisa kuceritakan
di sini krn aku terlalu jijik untuk menuliskannya…). Sang penentang kalah telak
dari Tuhan yg dia ingkari keberadaannya. Sang pemberontak sombong telah
dihinakan dan di cabut segala hal hal yg membuatnya bangga. No more skinhead
pride to me that day… no more kamerad beside me that day…. I was down and out
of line. Kepada siapa aku akan mengadu lagi??? Bisakah Marx, Lenin, Nietsche,
Jimmy pursey, Darwin, Jhon joseph, Roi pearce Tan Malaka dan seluruh pahlawan
pemberontak yg kupuja puja menolongku saat itu???? TIDAK….!!! Dan jika di dunia
ini saja mereka tdk kuasa menolongku
apalagi saat Malaikat Munkar dan Nakir menanyakan kepadaku “Man robbukka…..” di
alam kubur nanti… apalagi disaat aku terhina dan terlunta lunta karena
digolongkan kepada orang orang kafir di yaumul hisab nanti…. Kemana mereka????
Mereka gak kemana mana karena merekapun akan membusuk bersama ku di neraka…!!
Dan demi Allah tidak ada yg lebih kutakutkan daripada hal itu saat ini….
Menjadi gila atau bunuh diri… hanya itulah pilihanku saat
itu. Dan Alhamdulillah… Allah menuntunku untuk bersujud kepada-Nya. Allah
menyiram dan mencuci hati dan darahku yg menghitam krn dosa dosa dgn
hidayah-Nya. Akupun berserah diri kepada Allah, aku menyerahkan diriku bulat
bulat kepada-Nya. Aku bertaubat dan memohon ampunannya. Aku tahu taubat dan
hijrahku tidak akan berakhir hingga aku dihampiri Izroil suatu saat nanti, aku
hanya bisa berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya sambil tak henti hentinya
menyesali segala dosa dosa ku padanya. Aku yakin Allah maha pengampun dan maha
penyayang selama aku juga bersungguh sunguh bertaubat kepada-Nya. Walau masih
jatuh bangun dalam prakteknya namun aku insyaAllah tidak pernah berputus asa daan
berusaha istiqomah.
Namun jika kawan kawan menganggap komunitas skinhead’lah yg
telah merusakku maka sebenarnya itu tidaklah tepat. Aku lah yg merusak dan
menzolimi diriku sendiri dengan tindakan tindakanku yg berlebihan. Namun tidak
dapat dipungkiri juga kalau skinhead adalah salah satu asbab kufurnya diriku.
tapi yg perlu kalian ketahui disini adalah komunitas tdk selalu membawa
pengaruh buruk dalam episode hidupku ini. Justru di komunitas Punk – skinhead
lah aku mempelajari nilai nilai yang luhur seperti militansi dan semangat
kemandirian yg sebenarnya juga telah diajarkan oleh Rasulullah kita yang mulia.
Singkatnya komunitas adalah tempatku digembleng dan di didik untuk kini
berjuang di jalan allah (insyaAllah….). Terlalu banyak kenangan manis dan positif
dari komunitas lama yg dapat kutulis disini selayaknya lebih banyak lagi hal
hal negatif yang kudapat dari sana.
Itulah sepenggal kisahku yag kuharap dapat menjadi ibbrohh
bagi kawan kawan semua. Lihatkah betapa konspirasi kelam Zionis telah menyesatkan
diriku. Lihatlah betapa syeitan dgn mudahnya membelokkanku dari fitrahku
sebagai seorang muslim hanya dengan sebuah kebanggan semu dan pandangan hidup
palsu bernama skinhead. Lihatlah betapa isme isme kuffur yg bebas beredar dapat
dengan mudahnya mencuci otakku hingga aku berbuat melampaui batas. Lihatlah
betapa Dajjal dgn kejinya telah berhasil mengontrol hidupku, bahkan mungkin
disaat inipun sebenarnya kontrolnya terhadapku pun belumlah sepenuhnya hilang.
Aku beruntung krn Allah menyelamatkanku dgn hidayah-Nya sebelum Izroil datang
menjemputku. Tapi bagaimana dengan ratusan bahkan ribuan anak muda lain yg saat
ini masih berada di dalam cengkraman konspirasi mereka yg telah ku sebutkan
bunyinya di awal tulisan ini???
Pertanyaan ini mondar mandir di kepalaku semenjak aku hijrah…. Hanya
kepada Allah sajalah kita memohon petunjuk agar terhindar dari konspirasi dan
fitnah Dajjal di akhir zaman ini… wallahualam bissawab…
Oleh : Liga nur muslimin chaniago mantan anggota SHAM
(Skinhead Againts Mainstream Media), eks Vokalis Band Fishska, sekarang aktivis
di Jamaah Tabligh
sumber: www.undergroundtauhid.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar