Cahaya itu diatas cahaya…

Menerangi jalan menuju cinta-Nya



Sabtu, 22 Juni 2013

Selamat Datang


Saya sering melihat bagaimana ekspresi kegembiraan, kesedihan, harapan, bahkan air mata dan tawa bahagia bisa muncul dalam satu waktu yang nyaris bersamaan. Yaa, saya memang belum menjadi seorang ibu, saya baru diamanahkan untuk membantu ibu-ibu itu melahirkan bayinya.Tapi saya seneng ngeliat pasangan suami istri yang dari matanya terpancar harapan dan berhasil memaknai kehidupan dari jalan yang baik. Saya beruntung ketemu, membaca dan turut merasakan apa itu harapan, jalan kebaikan dan pesan mendalam dalam surat cinta dari orang tua untuk anaknya di bawah ini. Semoga anaknya kelak menjadi anak yang memaknai hidup dengan pemahaman yang baik, dengan cara yang baik dan menggenggam petunjuk yang benar. Alegori...

Ini di bumi Allah, Nak. Selamat datang di sini, tempat di mana nanti engkau akan sempat merasa bingung saat berhadapan dengan pilihan nyata. Memutuskan untuk memilih jalan yang akan menghubungkanmu pada tangga menuju surga atau neraka. Tapi jangan resah, sebab aku dan ibumu berjanji akan menetapimu dalam fitrah dan berusaha untuk terus membimbingmu hingga engkau senantiasa berjalan di atas gili-gili yang meski penuh onak duri tapi dapat mengantarkanmu menuju surga, tempat di mana kita akan berjumpa lagi dengan kegembiraan yang tumpah ruah dalam perkenan Allah, insya Allah.
Selamat datang di sini, Nak. Selamat datang di madrasah kehidupan, tempat di mana nanti engkau akan belajar tentang nilai-nilai yang akan kaugenggam dan amalkan. Kita akan belajar bersama tentang halal dan haram, baik dan buruk, serta terpuji dan tercela. Jangan bimbang saat nanti kau berhadapan dengan beragam pendapat yang berseliweran tanpa tanggung jawab. Gigitlah kuat-kuat dengan gerahammu, akidah yang kami genapi dalam sanubarimu.
Ini dunia, Nak. Selamat menghirup nafas di sini, medan juang di mana kita akan mengepal bersama melawan banyak perkara yang menyesatkan. Usah gundah saat kautahu bahwa perdamaian dunia nyatanya memang omong kosong, sebab hak dan batil akan bertengkar tanpa henti. Kita akan bertempur bersama menyingkirkan thagut, sampai pintu rumah kita diketuk dan kerahmatanlil’aalamiinan Islam masuk ke dalam memenuhi seisi ruangannya hingga kita mulia karenanya. Insya Allah.
Keselamatan dan keberkahanlah dari Allah untukmu, Nak.
Salam sayang dari kami, dua orang yang telah dipercaya Allah untuk menjadi orangtuamu…
———————
Aemte Mite & Nan Nan



Mengapa Menolong Gaza!? (Tulisan Ust. Herry Nurdi)

Tidak bermaksud sombong, ujub, apalagi takabur jika saya bercerita tentang beberapa kegiatan yang saya lakukan. Tapi hanya merasa gatal, melihat, membaca, mendengar tragedy yang terjadi di Gaza di adu secara simetris dengan berbagai musibah yang ada di Indonesia.

Israel yang memerangi Gaza dan Palestine mengundang dan menyedot perhatian dari seluruh dunia. Banyak bantuan dan dukungan, lalu tiba-tiba di tengah gelombang simpati itu ada yang berkata, kita punya banyak masalah di negeri sendiri yang harus kita selesaikan, sekurang-kurangnya membantu menyelesaikan. Kenapa harus begitu?


Sepekan sebelum penyerangan Gaza (kembali) oleh Negara Zionis Israel, saya mempersiapkan tetamu dari negeri jiran yang datang melawat ke Indonesia. Beberapa program sedang kami susun, mengunjungi sahabat saya Kang Tatang, tunanetra pejuang, yang mendirikan SLB ABCD di Bandung yang ia biayai sendiri. Rumah warisan orangtuanya, dijadikan SLB yang menampung puluhan anak-anak tak hanya tunanetra, tunarungu, tunawicara, tunadaksa, bahkan banyak lagi anak-anak yang tak beruntung lainnya. Kadang Kang Tatang membiayai operasional sekolah ini, dengan cara memijat dan mengurut sopir-sopir angkot di beberapa terminal tempat kliennya berada. Saya mengajak tamu-tamu saya datang ke sana, tidak saja untuk berbagi, tapi saling silaturahim dan mendapatkan inspirasi perjuangan.

Masih di Bandung, tepatnya di Kopo Permai saya mengajak para tetamu untuk berkunjung ke Rumah Seribu Malaikat, sebuah rumah biasa saja. Tapi di dalamnya bermukim puluhan anak-anak dengan beragam cerita. Rumah Seribu Malaikat diambil dari judul buku yang ditulis oleh sahabat yang sudah saya anggap seperti ummi sendiri. Namanya Ummi Yuli dan suaminya, Achmad Badawi.

Dua orangtua luar biasa, mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak-anak hasil perkosaan, human trafficking, bayi-bayi yang dibuang hasil perzinahan, jumlahnya mungkin total puluhan. Yang dididik seperti anak-anak sendiri. Kami ingin berbagi dengan para tetamu kami, Indonesia adalah negeri yang besar, dan tentu saja dengan masalah yang besar juga, tapi kami juga tidak akan kehabisan cara untuk mengangkat beban dan meringatkan musibah sesama.

Para tetamu juga akan bersilaturahim dengan ibu-ibu penyapu jalanan di wilayah BSD, yang diasuh oleh para aktivis Muslimah dari Yayasan Al Khansa yang bermarkas di Tangerang Selatan sana. Ibu-ibu penyapu ini, bekerja di bawah terik matahari, diguyur hujan besar, demi mencari nafkah yang hanya dalam hitungan ribuan rupiah saja. Para aktivis Muslimah Al Khansa, mendampingi mereka, mengajari ngaji, memberikan santunan, pengobatan dan menjadi sahabat dalam susah dan senang.

Kami ajak para tetamu menuju ke perkampungan  pemulung, tempat ratusan kepala keluarga hidup jauh di bawah garis kemiskinan. Kami bekerjasama menyediakan guru mengaji, untuk mengajarkan iman dan aqidah kepada saudara-saudara ini. Bahkan akhir Desember nanti, para aktivis Muslimah Al Khansa akan menyelenggarakan pernikahan massal untuk penduduk yang nyaris tak punya selembar surat keterangan dari negara ini. Yang sudah daftar lebih dari 140 pasangan, jika kalian melihat mata dan wajahnya, pasti kalian akan terharu dan terbayang berhari-hari lamanya melihat kebahagiaan yang mengambang riang.

Saya sendiri, dengan beberapa teman aktivis Teachers Working Group, para guru pejuang melakukan gerilya dan perlawanan atas carut marutnya pendidikan. Menyebarkan virus motivasi kepada guru-guru Mujahid untuk bekerja dan beribadah dengan cara menjadi tugas pewaris para nabi. Sebab Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menjadi pendidik.”
Melakukan edukasi kepada para guru, agar memberikan yang terbaik dalam hal pendidikan. Kami dibayar? Tidak! Kami diberi bantuan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan? Sepeser pun belum pernah! Kami berusaha menetapkan niat, bekerja untuk kebaikan, demi Allah semata.

Tapi, ketika Gaza diserang dan dizalimi, kami segera melakukan sesuatu juga. Sebelumnya, kami membantu Rohingya, sebelumnya lagi kami membantu Muslim Patani, dan ketika saudara Palestina memanggil, kami segera mengangkat tangan melakukan pekerjaan yang mampu kami lakukan, meski ringan.
Tak pernah sedetikpun pernah melintas dalam pikiran kami, untuk mempertentangkan tragedy yang terjadi di Gaza dan Palestina dengan musibah dan bencana yang ada dan sedang memuncak juga di Indonesia. Tidak sekalimat pun pernah kami pikirkan tentang hal ini. Itu karena memang tugas kita adalah khalifah fiil ardh, kita mendapat tanggung jawab besar dari Allah SWT untuk mengurus segala kejadian yang ada di muka bumi.

Ketika tulisan ini saya buat, sudah ada 120 warga Gaza yang meninggal dunia, semoga syahid seluruhnya, insya Allah. Ratusan lagi terluka, berat dan ringan. Ratusan rumah hancur dan rata dengan tanah, 25 masjid dibombardir oleh Zionis Israel karena dituding sebagai tempat Hamas melakukan mobilisasi dan mengumpulkan kekuatannya.

Sementara Amerika Serikat setiap hari memberikan bantuan puluhan juta dolar Amerika kepada Israel untuk kepentingan agresi militer dan pembantaian yang dilakukannya pada rakyat Palestina. Masak diam saja!?

Oh ya, tadi sore saya menolong seorang SPG yang jatuh tak sadar diri di sebuah pusat perbelanjaan, teman-temannya bilang kesurupan. Dan satu-satunya orang jenggotan yang ada di sekitar tempat itu adalah saya, maka otomatis saya harus memberikan pertolongan. Kesimpulan saya, setelah SPG ini sadar dan siuman, dia bukan kesurupan, tapi beban kehidupannya sangat banyak dan berat. Belum sarapan dan belum makan siang, mungkin tak ada uang. Di tengah cuaca dan musim penghujan yang lebat serta dingin AC yang hebat.
Suami dan anaknya diminta datang menjemput dan membawa pulang. Dan memang, nampaknya beliau banyak pikiran dan beban. Kami, saya dan istri, membantunya, mengangkat beban, secepatnya, dan setelah itu saya kembali ngetwit tentang perkembangan Palestina dan me-RT kejadian-kejadian terakhir dari Gaza. Sekurang-kurangnya, itu yang bisa saya lakukan sore tadi.

Tidak perlu mempertentangkan kebaikan-kebaikan yang bisa kita lakukan. Tidak perlu juga membanding-bandingkan berbagai masalah yang terjadi di sekitar kita dengan musibah-musibah yang jauh di pelupuk mata. Tidak perlu!

Lakukan sebisanya. Lakukan semampunya. Lakukan sebaiknya-baiknya. Insya Allah, nanti kita janjian bertemu di tempat yang mulia, tempat yang dijanjikan Allah pada hamba-hamba-Nya yang melakukan sesuatu dengan niat sempurna. Salam rahmat untuk antum semua.

http://herrynurdi.com

Rabu, 19 Juni 2013

Pertanyaan buat Tere Liye

Pembicaraan senja dengan Ms. Ivon (sedikit penambahan di sana sini)

Sy       : von, pernah ketemu dengan Tere Liye?
Ivon    : belum un, emang kenapa?
Sy       : tau gak von, diriku punya list baru, yaitu ketemu dengan Tere Liye terus nanya tuh ke Tere Liye sambil dengan posisi ngacung. "Bang Tere, sehari anda baca berapa buku? Bang Tere, buku apa aja yang bang Tere suka? bang Tere, buku apa yang paling berpengaruh buat bang Tere? Bang Tere apa yang membuat tulisan2 anda begitu bijak dengan penulisan yang biasa2 saja tapi sangat berpengaruh?"
Ivon    : un,  biasanya Tere Liye sering ngadain acara di Bandung. Ntar klo ada kesempatan kita bisa ikutan tuh.
Sy       : Oh ya, asiiik. Amiin :)

Selasa, 18 Juni 2013

Keep fighting Leu

Yaaa....
akhirnya setelah beberapa lama saya bersahabat dengan kondisi badan yang sehat, pada akhirnya saya mengalami yang namanya drop condition. 
kayaknya sedikit kecapean sisa-sisa naik lembah Cilengkrang beberapa hari yang lalu. Kaki rasanya merengkel, sedikit lebam di beberapa tempat, dan yeaaah saya akhirnya bersahabat dengan pilek saat ini.
Anehnya, saya gak merasa terganggu ataupun kesel dengan pilek ini. Otak ini langsung keinget pelajaran fiskes di bangku kuliah dulu. Gimana proses sel darah putih alias leukosit melakukan fagositosis terhadap benda asing alias kuman yang masuk ke tubuh, berjuang untuk tetap struggle bertahan mempertahankan kondisi badan biar tetap prima, melakukan peran sebagai polisi badan yang nangkep penjahat yang masuk di  zona kerjanya. Ohhh, sistem sel yang luar biasa, penuh pengaturan, detail, ngerti mana tugas dan fungsinya masing-masing.

Ahhh, banyak yang terlupakan. Salah satunya saya lupa untuk mengucapkan banyak terima kasih pada leukosit, trombosit maupun eritrosit yang berusaha bekerja dengan sangat baik di dalam tubuh saya ini. (Makasih ya..) udah turut berjuang beberapa bulan ini sampai saya lupa udah berapa lama saya sehat. Alhamdulillah, makasih ya Allah.

Nah, jika sekarang saya gak sehat mungkin sang leukosit sedang babak belur melawan benda asing entah itu virus influenza ataupun benda2 pengganggu lainnya yang masuk ke tubuh. Tetap berjuang, jika dikau kalah berperang, tenang aku tak akan mengumpat marah menyalahi keadaan. Kita berjuang bersama untuk memulihkan keadaan. Oke! 

Kamis, 13 Juni 2013

Off

Udah hampir 3 bulan off alias vakum dulu dari dunia per facebookan dan BBMan. Mohon maaf bagi para penggemar (#jiaaaah), bukan-bukan... maksudnya bagi teman2 yang ngirim pesan lewat BBM karena gak tau no hape saya, ataupun temen2 di FB yang sekedar nanyain kabar dan gak tau no Hape maupun BBM saya. Sorry seems to be the hardest word (sorry Blue saya pinjem judul lagunya). Jangan khawatir yang disana, saya sedang baik-baik saja... 

Saya gak tau kapan harus mengaktifkannya lagi, sepertinya tidak dalam waktu dekat ini. sampai saat ini saya cukup merasa nyaman hanya dengan sekedar melihat isi inbox di Fb, atau konfirmasi pertemanan, baca status-status dan shere tulisan2 Tere Liye, buka profil Mandanya Nyawa Nyala, baca status kang  Divan, Roma Elmona, Seto Buje, Liat kabarnya Ivon, Kaka, Yeni, Anah,  dan temen-temen maya layaknya mba Ida, Niya, bang liga, ust. Pizaro, Ust. Herry, Zaynur Ridwan, dll. Saya merasa nyaman untuk tidak menulis status, yaaa sesekali comment bolehlah ataupun sesekali saya coba ajak ngobrol yang sedang on line.

Hmm, untuk sementara waktu ini berkecimpung di dunia per-Fb bukan hal yang menarik untuk saya. Seperti ponakan saya yang saat ini sedang tidak tertarik dengan mainan kartu gambarnya. saya beralih di dunia per-Blog-an. Ini lebih manarik saat ini, blog walking mencelat dari sana kemari, liat2 halaman rumah orang, kalau ada yang bagus di simpen, baca buah pikir orang2 dari yang gak jelas, samar-samar, yang kacau, cerita orang2 sukses, pencerahan hidup, tulisan yang BJBK tapi influence banget, ya gitu deh.. dan itu menarik saat ini.

So, saya bukan ingin menghindar.. bukan! Saya sedang ingin mencoba mencari jalan lain untuk menemukan apa yang saya gemari saat ini. 

=Cukup Sekian dan Terima Kasih =

Senin, 10 Juni 2013

Dufan

Jum'at sore kemarin awalnya pengen lari sore juga tapi berhubung abis dines malem badan rasanya pegel (kehabisan energi buat lari) akhirnya cuma nemenin Ivon lari di sport center. Menikmati suasana, sore yang ramai.

Ivon sukses lari 6 puteran sore itu. udah hampir 3 minggu gak ketemu dan gak cerita2 sama Ivon, tujuan saya saat itu sebetulnya pengen denger cerita2nya beberapa minggu terakhir ini. Kabar teranyar temennya Ivon yang di UGM Jogja mau ekspedisi Merapi pertengahan bulan Juni ini dan kita ketinggalan berita. Alhasil cuma ngenes dan berpikir kita belum rejekinya ke sana kali von...

Ivon habis baca novel 5 cm, ngomporin abis-abisan kalau udah cerita, She's inspiring woman (hehee). Impiannya banyak, beberapa impiannya dalam waktu dekat pengen ke Dufan, pengen ke Lampung, naik kereta api dan naik kapal laut. Haaahaaaa.... ngekek abis2an (sambil pegang perut) pas tau itu harapan Ivon.

Ivon...  untuk impian yang pertama diriku pengen banget nemenin dirimu ke sana, beneran.

percakapan fiktif...
Saya: von diriku mau dong ke Dufan, udah lama euy gak kesana terakhir dulu waktu masih SD, mau nyobain kora-kora
Ivon: ayo un, kita bareng aja
Saya: tapi takut von, takut nyasar...
Ivon: Ihhhh, tenang aja un, kita tinggal tanya aja
Saya: Kalo nyasar di Bandung sih masih tenang, tapi kalo di Jakarta kesannya gimanaaaa gitu
Ivon: Iya ya un, hayo sih un. Ivon pengen banget nih. bulan ini Ivon libur panjang, Uni libur kerjanya kapan (sambil buka kalender Hape)
Saya: wah von niat amat sampe apal jadwal dinas diriku (terharuu), von kadang kita memang harus nekat lho buat wujudin harapan2 kita (belajar bijak)
Ivon: iya un, tanggal 23-24 juni libur kan? hayuk un tanggal segitu aja ke Dufannya (semangat !)
Saya: Hmmm (kebanyakan mikir) boleh juga, tapi ongkosnya pulang-pergi bayarin ya von
Ivon: #whatdezig :D


Unwell tapi rasanya im fine.

Hari libur (minggu) untuk sebagian besar orang, tapi hari kerja buat orang yang kebagian shift pagi di hari libur seperti saya. Dan sesuatu di dalam badan saya telah berhasil sukses jaya membuat hari ini begituuu "emosional". Hmm... bukan untuk ngomel-ngomel, marah, kesel, jengkel ataupun mengkel, ini jauh dari yang namanya berapi-api. Saya langsung keinget pelajaran bu Hikmah Sobri waktu semester 4 di bangku kuliah dulu, seperti ngerasain gimana teori post partum blues/ baby blues itu berlaku di badan saya hari ini. Oh sungguh gak jelas gak karuan.. Wahai progesteron dan estrogen selamat bekerja, kita lihat sejauh mana usahamu mengaduk-aduk hari ini.

Pengen baik-baik saja, tapi gak bisa nutupin kalau saya sedang mengalami sesuatu yang "bergejolak". Oh sungguh sangat tidak membuat nyaman, ditambah kalau denger lagu-lagu mellow bisa meleleh nih air mata (untungnya lagu mellow gagal menunaikan tugasnya), SMS  si Yeni sama Ivon malem-malem, whuaaa malah makin bikin syahdu suasana (gak tega ngajak begadang buat nemenin saya yg lagi gak jelas), pengen ngobrol sama Kaka tapi langsung keinget Kaka kan udah merrit, hari ini kamer dan kasur jadi sahabat terbaik sejak pulang kerja sampai saya nulis saat ini. Kalau ada kertas depan pintu kamar rasanya pengen nulis "maap, lagi gak pengen di ganggu".

Sampai pada akhirnya, saya kehilangan rasa kantuk yang sangat saat ini. Bingung mau ngapain, masa harus natap langit-langit kamer sampe besok pagi (gak produktif!), mau nyari temen ngobrol (liat jam dong setengah 12 malem mau gangguin tidur orang, #lempar sapu), berharap kang Divan Semesta upload tulisan2 di blognya, masak mau gini-gini aja, lemah banget. Nah, akhirnya saya berhasil lompat dari kasur, idupin lepi, setel winamp play Ahmad Saud, dengan sabar menanti koneksi internet yang super melatih kesabaran daan  nulis tulisan ini, walaupun berisi curhatan yang aneh tapi cukup membuat nyaman sedikit.

Ya Ampuuun, emang ya obat tuh ada di mana2... buka blognya Yurisa (luar biasa tulisan2nya) nemuin tulisan2 bagus, penasaran nyambi denger nasyid Mishary Rashid . Dan.. kesimpulannya "oke, cukup sampai disini. Besok kita bersemangat kembali, Bismillah."


Sabtu, 01 Juni 2013

Iri, no..no..

Emang ya, hidup itu gak semulus dengan apa yang kita bayangkan. Pernah lihat orang kaya yang dengan hartanya ia bisa melakukan apapun, bisa membeli apa yang diinginkan, bisa ke manapun tempat yang ia ingin kunjungi, dengan tas branded yang menggiurkan orang yang melihat, dengan mobil atau gadget terbaru yang paling trendy, di tambah cerita anak-anaknya yang bisa masuk ke perguruan tinggi manapun yang mereka suka, sawah berhektar-hektar tersebar di berbagai desa, dan asset-aset yang tak terhitung lainnya baik di simpan di bank atau menjadi harta yang tak bergerak yang menyilaukan orang yang memandangnya.

Banyak orang yang memuji, bahkan menyanjung. Semua kilauan dunia itu ibarat air hujan yang Allah swt turunkan buat orang tersebut dan menganggap diri orang biasa dan tak seberuntung si orang yang beruntung dengan harta melimpah itu. mungkin ada saja yang menganggap bahwa Allah itu baik dengan orang tersebut sehingga apapun yang diinginkan Allah beri di dunia ini, dan menganggap bahwa keterbatasan harta yang dimiliki dan kesulitan hidup yang dijalani sebagai bentuk ketidakadilan Allah terhadap dirinya, Astaghfirullahaladzim.

Selama yang kita ketahui, bahwa hidup itu ibarat roda gak selamanya seseorang ada di bagian paling atas dan sgak selamanya ia berada di bagian yang bawah menyentuh aspal jalanan yang kasar. Hidup itu adalah perjuangan untuk tetap struggle, bertahan hidup dengan segala kondisi kehidupan yang mendera. Pilihannya ada 2, mau tetap berjuang dengan keadaan ataukah selamanya terpuruk dalam kegagalan pasrah lalu tenggelam.

Balik lagi ke cerita di atas, pastilah ya pernah bertemu atau mendengar cerita orang yang selalu berbahagia itu. hei, gak usah merasa iri dengan apa yang di punyanya ataupun merasa diri kita tak bahagia ataupun tak beruntung. Setiap orang pasti punya masalah yang dihadapinya. Setiap orang baik kaya ataupun miskinpun ada taraf kebahagiaan yang dialaminya.

Berani menjamin bahwa orang kaya gak punya masalah? Bahwa hidupnya selalu tersenyum tanpa duka? Bahwa dunia sudah betul-betul “bersahabat” kepadanya. Berani jamin bahwa masalah itu jauh dari mereka? Berani jamin bahwa mereka selalu bahagia?

Pernah dengar tentunya bahwa dijadikan indah apa-apa yang dimiliki seperti istri yang cantik, anak-anak yang banyak, tanah yang luas, kendaraan yang banyak. Dan tentunya setiap orang sepakat bahwa harta, tahta dan wanita merupakan cobaan yang diberika oleh Allah bagi tiap-tiap diri. Cobaan, alias ujian yang sudah menjadi sunatullah/ ketetapan bahwa setiap manusia akan diuji sesuai dengan kesanggupannya.

Jadi, tak perlulah merasa bahwa Allah itu tak adil atas tiap kemalangan, keterbatasan dan kekurangan yang kita miliki. Tatapan kita terlalu mendengak ke atas dengan menjadikan orang-orang yang “beruntung” itu sebagai standar kesuksesan hidup di dunia. Bahwa kemalangan yang dia alami merupakan bentuk kesalahan dan dosa-dosa kita selama ini, bahwa Allah menghukum kita atas semua khilaf sehingga kebahagiaan itu menjauh dari kita. Hhmm … kita terlalu menggunakan standar duniawi untuk mengukur betapa luasnya kasih sayang Allah terhadap apa-apa yang sudah menempel pada diri kita. Sungguh betapa rendahnya kita jika hanya menilai bentuk Rahman-Rahim Allah hanya dari ukuran materi yang tampak.

Setiap orang pastinya diuji dengan kadar keimanan dan situasional kehidupannya masing-masing. Dan yang ku yakini bahwa Allah tidak akan pernah dzalim atas setiap perlakuan yang berlaku terhadap kita. Heii, kita ini cuma sekedar hamba-Nya saja. Tak perlu risau atas rizki kita semuanya udah ada yang mengatur, Man jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Rezeki itu equivalen dengan ikhtiar kita. Siapa yang bersungguh-sungguh mencarinya maka bersiaplah untuk menerima hasil usaha kita, kesuksesan-kesuksesan kita.

Paus itu beratnya 30 ton dan sehari paus makan kurang lebih 4 ton, mamalia ini punya otak tapi gak punya akal lho. Ianya hanya menggunakan animal instinct  untuk tetap bertahan hidup. Geraknya lambat diakibatkan postur tubuhnya yang aduhai besaaaarnya tapi karena Maha Kuasa Allah, Kasih Sayang Allah paus-paus itu masih tetap bertahan hidup sampai sekarang. Bayangkan jikalau tidak ada yang berkuasa mengatur sistim rantai makanan si paus ini, mungkin sampai sekarang kita tak pernah tau ada paus yang hidup di dunia ini.


Masih sempat menganggap bahwa Allah itu tidak adil terhadap kita, bahwa kemalangan yang kita alami sebagai wujud Allah tidak sayang sama kiita? Astaghfirullah, saya berlindung dari sikap seperti itu dan dijauhkan dari lintasan yang tak berguna.  #introspeksidirinina

kapan kita ketemu

Ada yang kurang, apakah itu? ya, sepertinya saya melewatkan moment2 yang menyenangkan sharing sama sohib2 tercintah. Obrolan berkualitas tingkat tinggi (he...), sungguh rasanya ada yang ingin di ceritakan, dibagi, tuker pendapat, dapet ilmu baru, dapet referensi baru, inspirasi baru, daaaan buku pinjeman baru :p 

yaaaa, Jadwal kerja yang gak biasa dan berubah, ketika teman2 libur saya kerja dan ketika saya libur mereka bekerja. 

Ivooon, kapan kita ngobrolin dengan hebohnya status2 Tere Liye, ngobrolin masa depan, planning mendidik anak, rencana berkeluarga, buku apa aja yang bagus, mimpi2 masa depan... ahhh sepertinya kita perlu membuat agenda jogging sore lagi.

Yeni, diriku tau pasti dirimu kuat. Dalam hal apapun? kesehatan, harapan, mimpi2, pencapaian target, hei ...! gimana rencana bersama menjadi enterpreneur muda yang sukses? sepertinya kita harus merubah  slogan Sukses menjadi kerja nyata, How?

Kapan kita bisa bertemu? mungkin besok, lusa mmm atau mungkin di waktu dekat ini #hope