Emang ya, hidup itu gak semulus
dengan apa yang kita bayangkan. Pernah lihat orang kaya yang dengan hartanya ia
bisa melakukan apapun, bisa membeli apa yang diinginkan, bisa ke manapun tempat
yang ia ingin kunjungi, dengan tas branded yang menggiurkan orang yang melihat,
dengan mobil atau gadget terbaru yang paling trendy, di tambah cerita
anak-anaknya yang bisa masuk ke perguruan tinggi manapun yang mereka suka,
sawah berhektar-hektar tersebar di berbagai desa, dan asset-aset yang tak
terhitung lainnya baik di simpan di bank atau menjadi harta yang tak bergerak
yang menyilaukan orang yang memandangnya.
Banyak orang yang memuji, bahkan
menyanjung. Semua kilauan dunia itu ibarat air hujan yang Allah swt turunkan
buat orang tersebut dan menganggap diri orang biasa dan tak seberuntung si
orang yang beruntung dengan harta melimpah itu. mungkin ada saja yang
menganggap bahwa Allah itu baik dengan orang tersebut sehingga apapun yang
diinginkan Allah beri di dunia ini, dan menganggap bahwa keterbatasan harta
yang dimiliki dan kesulitan hidup yang dijalani sebagai bentuk ketidakadilan
Allah terhadap dirinya, Astaghfirullahaladzim.
Selama yang kita ketahui, bahwa
hidup itu ibarat roda gak selamanya seseorang ada di bagian paling atas dan
sgak selamanya ia berada di bagian yang bawah menyentuh aspal jalanan yang
kasar. Hidup itu adalah perjuangan untuk tetap struggle, bertahan hidup dengan
segala kondisi kehidupan yang mendera. Pilihannya ada 2, mau tetap berjuang
dengan keadaan ataukah selamanya terpuruk dalam kegagalan pasrah lalu
tenggelam.
Balik lagi ke cerita di atas,
pastilah ya pernah bertemu atau mendengar cerita orang yang selalu berbahagia
itu. hei, gak usah merasa iri dengan apa yang di punyanya ataupun merasa diri
kita tak bahagia ataupun tak beruntung. Setiap orang pasti punya masalah yang
dihadapinya. Setiap orang baik kaya ataupun miskinpun ada taraf kebahagiaan
yang dialaminya.
Berani menjamin bahwa orang kaya
gak punya masalah? Bahwa hidupnya selalu tersenyum tanpa duka? Bahwa dunia
sudah betul-betul “bersahabat” kepadanya. Berani jamin bahwa masalah itu jauh
dari mereka? Berani jamin bahwa mereka selalu bahagia?
Pernah dengar tentunya bahwa
dijadikan indah apa-apa yang dimiliki seperti istri yang cantik, anak-anak yang
banyak, tanah yang luas, kendaraan yang banyak. Dan tentunya setiap orang
sepakat bahwa harta, tahta dan wanita merupakan cobaan yang diberika oleh Allah
bagi tiap-tiap diri. Cobaan, alias ujian yang sudah menjadi sunatullah/
ketetapan bahwa setiap manusia akan diuji sesuai dengan kesanggupannya.
Jadi, tak perlulah merasa bahwa
Allah itu tak adil atas tiap kemalangan, keterbatasan dan kekurangan yang kita
miliki. Tatapan kita terlalu mendengak ke atas dengan menjadikan orang-orang
yang “beruntung” itu sebagai standar kesuksesan hidup di dunia. Bahwa
kemalangan yang dia alami merupakan bentuk kesalahan dan dosa-dosa kita selama
ini, bahwa Allah menghukum kita atas semua khilaf sehingga kebahagiaan itu
menjauh dari kita. Hhmm … kita terlalu menggunakan standar duniawi untuk
mengukur betapa luasnya kasih sayang Allah terhadap apa-apa yang sudah menempel
pada diri kita. Sungguh betapa rendahnya kita jika hanya menilai bentuk
Rahman-Rahim Allah hanya dari ukuran materi yang tampak.
Setiap orang pastinya diuji
dengan kadar keimanan dan situasional kehidupannya masing-masing. Dan yang ku
yakini bahwa Allah tidak akan pernah dzalim atas setiap perlakuan yang berlaku
terhadap kita. Heii, kita ini cuma sekedar hamba-Nya saja. Tak perlu risau atas
rizki kita semuanya udah ada yang mengatur, Man jadda wa jada, siapa yang
bersungguh-sungguh akan berhasil. Rezeki itu equivalen dengan ikhtiar kita.
Siapa yang bersungguh-sungguh mencarinya maka bersiaplah untuk menerima hasil
usaha kita, kesuksesan-kesuksesan kita.
Paus itu beratnya 30 ton dan
sehari paus makan kurang lebih 4 ton, mamalia ini punya otak tapi gak punya
akal lho. Ianya hanya menggunakan animal instinct untuk tetap bertahan hidup. Geraknya lambat
diakibatkan postur tubuhnya yang aduhai besaaaarnya tapi karena Maha Kuasa
Allah, Kasih Sayang Allah paus-paus itu masih tetap bertahan hidup sampai
sekarang. Bayangkan jikalau tidak ada yang berkuasa mengatur sistim rantai
makanan si paus ini, mungkin sampai sekarang kita tak pernah tau ada paus yang
hidup di dunia ini.
Masih sempat menganggap bahwa
Allah itu tidak adil terhadap kita, bahwa kemalangan yang kita alami sebagai
wujud Allah tidak sayang sama kiita? Astaghfirullah, saya berlindung dari sikap
seperti itu dan dijauhkan dari lintasan yang tak berguna. #introspeksidirinina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar