Cahaya itu diatas cahaya…

Menerangi jalan menuju cinta-Nya



Sabtu, 01 Juni 2013

Iri, no..no..

Emang ya, hidup itu gak semulus dengan apa yang kita bayangkan. Pernah lihat orang kaya yang dengan hartanya ia bisa melakukan apapun, bisa membeli apa yang diinginkan, bisa ke manapun tempat yang ia ingin kunjungi, dengan tas branded yang menggiurkan orang yang melihat, dengan mobil atau gadget terbaru yang paling trendy, di tambah cerita anak-anaknya yang bisa masuk ke perguruan tinggi manapun yang mereka suka, sawah berhektar-hektar tersebar di berbagai desa, dan asset-aset yang tak terhitung lainnya baik di simpan di bank atau menjadi harta yang tak bergerak yang menyilaukan orang yang memandangnya.

Banyak orang yang memuji, bahkan menyanjung. Semua kilauan dunia itu ibarat air hujan yang Allah swt turunkan buat orang tersebut dan menganggap diri orang biasa dan tak seberuntung si orang yang beruntung dengan harta melimpah itu. mungkin ada saja yang menganggap bahwa Allah itu baik dengan orang tersebut sehingga apapun yang diinginkan Allah beri di dunia ini, dan menganggap bahwa keterbatasan harta yang dimiliki dan kesulitan hidup yang dijalani sebagai bentuk ketidakadilan Allah terhadap dirinya, Astaghfirullahaladzim.

Selama yang kita ketahui, bahwa hidup itu ibarat roda gak selamanya seseorang ada di bagian paling atas dan sgak selamanya ia berada di bagian yang bawah menyentuh aspal jalanan yang kasar. Hidup itu adalah perjuangan untuk tetap struggle, bertahan hidup dengan segala kondisi kehidupan yang mendera. Pilihannya ada 2, mau tetap berjuang dengan keadaan ataukah selamanya terpuruk dalam kegagalan pasrah lalu tenggelam.

Balik lagi ke cerita di atas, pastilah ya pernah bertemu atau mendengar cerita orang yang selalu berbahagia itu. hei, gak usah merasa iri dengan apa yang di punyanya ataupun merasa diri kita tak bahagia ataupun tak beruntung. Setiap orang pasti punya masalah yang dihadapinya. Setiap orang baik kaya ataupun miskinpun ada taraf kebahagiaan yang dialaminya.

Berani menjamin bahwa orang kaya gak punya masalah? Bahwa hidupnya selalu tersenyum tanpa duka? Bahwa dunia sudah betul-betul “bersahabat” kepadanya. Berani jamin bahwa masalah itu jauh dari mereka? Berani jamin bahwa mereka selalu bahagia?

Pernah dengar tentunya bahwa dijadikan indah apa-apa yang dimiliki seperti istri yang cantik, anak-anak yang banyak, tanah yang luas, kendaraan yang banyak. Dan tentunya setiap orang sepakat bahwa harta, tahta dan wanita merupakan cobaan yang diberika oleh Allah bagi tiap-tiap diri. Cobaan, alias ujian yang sudah menjadi sunatullah/ ketetapan bahwa setiap manusia akan diuji sesuai dengan kesanggupannya.

Jadi, tak perlulah merasa bahwa Allah itu tak adil atas tiap kemalangan, keterbatasan dan kekurangan yang kita miliki. Tatapan kita terlalu mendengak ke atas dengan menjadikan orang-orang yang “beruntung” itu sebagai standar kesuksesan hidup di dunia. Bahwa kemalangan yang dia alami merupakan bentuk kesalahan dan dosa-dosa kita selama ini, bahwa Allah menghukum kita atas semua khilaf sehingga kebahagiaan itu menjauh dari kita. Hhmm … kita terlalu menggunakan standar duniawi untuk mengukur betapa luasnya kasih sayang Allah terhadap apa-apa yang sudah menempel pada diri kita. Sungguh betapa rendahnya kita jika hanya menilai bentuk Rahman-Rahim Allah hanya dari ukuran materi yang tampak.

Setiap orang pastinya diuji dengan kadar keimanan dan situasional kehidupannya masing-masing. Dan yang ku yakini bahwa Allah tidak akan pernah dzalim atas setiap perlakuan yang berlaku terhadap kita. Heii, kita ini cuma sekedar hamba-Nya saja. Tak perlu risau atas rizki kita semuanya udah ada yang mengatur, Man jadda wa jada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Rezeki itu equivalen dengan ikhtiar kita. Siapa yang bersungguh-sungguh mencarinya maka bersiaplah untuk menerima hasil usaha kita, kesuksesan-kesuksesan kita.

Paus itu beratnya 30 ton dan sehari paus makan kurang lebih 4 ton, mamalia ini punya otak tapi gak punya akal lho. Ianya hanya menggunakan animal instinct  untuk tetap bertahan hidup. Geraknya lambat diakibatkan postur tubuhnya yang aduhai besaaaarnya tapi karena Maha Kuasa Allah, Kasih Sayang Allah paus-paus itu masih tetap bertahan hidup sampai sekarang. Bayangkan jikalau tidak ada yang berkuasa mengatur sistim rantai makanan si paus ini, mungkin sampai sekarang kita tak pernah tau ada paus yang hidup di dunia ini.


Masih sempat menganggap bahwa Allah itu tidak adil terhadap kita, bahwa kemalangan yang kita alami sebagai wujud Allah tidak sayang sama kiita? Astaghfirullah, saya berlindung dari sikap seperti itu dan dijauhkan dari lintasan yang tak berguna.  #introspeksidirinina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar