Bismillahirrahmanirrahim…
Sore ini dingin sekali, berbeda
dengan sore-sore sebelumnya. Tubuhku ringkih dengan dingin ini serasa ia sudah
menyelusup sampai ke tulang-tulang. Akral-akral jari tangan dan kaki memutih
dan rindu merangsak masuk ke dalam sela-sela ruang yang hangat. Suara alunan
syeikh Saad Al- Ghamidi yang membaca surat An Nuur terasa mendayau-dayu dan
syahdu. Senja yang luar biasa, Alhamdulillah…
Beginilah kehidupan, aku melihat,
mendengar, menyentuh, merasakan, mencium wanginya dan merasakan energy
kehidupan dan cinta yang mengalir melalui relung, sendi dan menjalar melalui
helaan dan hirupan nafas. Lembut kadang gelisah datang menghampiri, dinamika
kehidupan manusia yang mencari arti, mempelajari, menemukan sesuatu yang
bernama makna. Ah… betapa sulitnyakah makna itu ditemukan sehingga benturan dan
gempuran mesti kerap datang menghampiri dan menerpa diri?
Ada yang datang dan pergi. Ada
yang permisi namun ada juga yang datang sekelabat kedatangannya dan
kepergiannya tanpa pernah permisi. Rasa memiliki, layaknya memiliki kehilangan
yang berarti, kau hanya dapat nelangsa merasa kalau ia telah tiada tanpa pernah
siaga berbuat sesuatu untuk mencegahnya pergi, sesuatu yang berarti dan begitu
kau rindu sejak lama. Setalah ianya pergi baru kau sadari bawa telah ada yang hilang
di hati. Kau bertanya, apakah itu gerangan yang pergi? Serasa hampa tak satupn
bisa kau temui jawabannya di hati.
Lubang hati itu masih membekas,
meyisakan ruang untuk kembali diisi dan ditemui maknanya yang sama. Hmmm… atau
bisa saja kau ganti dengan menanamnya dengan sesuatu yang baru yang lebih
rimbun, lebih berwarna, bermakna tentunya lebih indah. Merawatnya, memupuknya
dengan pupuk cinta, menyiraminya dengan harapan yang sederhana dan bermakna,
melihatnya selalu dengan kedua mata keteduhan, hati yang penuh kelembutan, dan
do’a-do’a yang mengalun merdu syahdu penuh rindu pada pemilik sejatinya.
Sungguh, ianyapun butuh apa yang
sejatinya kau butuhkan, bukan harta, pangkat ataupun kedudukan. Hanya sesuatu
yang sederhana menenangkan dan sejatinya mendatangkan kelembutan.
Ala bidzikrillahi tatmainul
qulub. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar