Kemarin tepatnya tanggal 14 Mei
2012 tiba-tiba saya diamanahkan sama bidan desa untuk merujuk pasien perdarahan
di Puskesmas manuju RSUD Indramayu. Dari hasil anamnesa pasien diduga plasenta
previa karena perdarahan yang banyak dan segar, riwayat habis di periksa dalam.
Pasien sempat diinfus dan langsung di gotong menuju ambulans untuk dibawa
segera ke RS.
Di dalam ambulans ada 5 orang: saya,
pasien, seorang anaknya yang berumur 10 tahun dan 2 orang karyawan puskesmas. Jarak tempuh Puskesmas kami ke RSUD kira-kira
15 km. Perjalanan menuju RS melewati
beberapa pasar dan memang menempuh jalur
yang cukup padat.
Si ibu dan anaknya terlihat panik,
saya yang menemani berusaha untuk menenangkan ibu sambil mempersiapkan psikis
ibu agar siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Kepanikan pasien
semakin menjadi ketika suaminya tidak bisa dihubungi berkali-kali dicoba tapi
hasilnya tetap sama. Berdo’a, mutlak Allah saja tumpuan kami menyerahkan semua
yang harus kami lalui.
Ini bukan suatu hal yang biasa,
ada 2 nyawa terbaring pas didepan saya… bakal calon bayi yang akan lahir dan
ibu yang mengalami perdarahan hebat dari jalan lahir. Kami berburu dengan
waktu, ibu ini harus segera diberikan pertolongan secepatnya di RS. Allah,
mudahkanlah dan lindungilah kami.
Sirine berbunyi kencang memecah
deru kendaraan yang lalu lalang, laju mobil ambulance di 6 kilo pertama cukup lancar
semua mobil, motor dan kendaraan yang melintas menyingkir memberi jalan kepada mobil
kami. Kendala muncul ketika ambulans kami harus memecah keramaian pasar saat
itu. Entahlah apa yang ada dipikiran orang-orang itu, dengan santainya
seolah-olah menganggap mobil ambulance yang meneriakkan sirinenya layaknya
mobil pengangkut orang-orang pada umumnya. Tukang parkir dengan mudahnya
menyetop mobil ambulance kami dan memberi jalan mobil yang hendak berbelok keluar dari pasar, dan
beberapa motor tak peduli menyerobot jalanan dan pejalan kaki dengan santai
menyebrang. Saya geram, apa mereka tahu fungsi dari sirine ini untuk apa,
bagaimana mendahulukan kepentingan mobil ambulance, seandainya mereka ada di
posisi ibu yang terbaring di depan saya ini, seandainya istri mereka atau
keluarga mereka berpacu dengan waktu untuk segera mendapatkan pertolongan. Ini
bukan hal yang sederhana, ada nyawa yang di perjuangkan kelangsungannya.
Sedikit saja menepis dan
menyingkirkan ego sementara, bahwa kepedulian dan empati saudara-saudara dalam menggunakan
jalan raya dan berlalu lintas dapat menolong ikhtiar seseorang untuk berjuang
hidup lebih lama. Jika andapun memiliki kepentingan mohon luangkan beberapa
menit.. ah tidak mungkin hanya beberapa detik untuk memelankan kendaraan anda,
menepikan sedikit kendaraan anda dan mempersilahkan yang darurat lewat terlebih
dahulu.
Berempati, turut merasakan apa
yang terjadi seandainya anda atau
keluarga anda yang berada di posisi tersebut.
Yaaa…saya yakin anda orang baik yang
memiliki hati yang mulia untuk bisa berempati dan berbuat.
#Berharap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar