Cahaya itu diatas cahaya…

Menerangi jalan menuju cinta-Nya



Selasa, 15 Mei 2012

Berempati Menggunakan Jalanan


Kemarin tepatnya tanggal 14 Mei 2012 tiba-tiba saya diamanahkan sama bidan desa untuk merujuk pasien perdarahan di Puskesmas manuju RSUD Indramayu. Dari hasil anamnesa pasien diduga plasenta previa karena perdarahan yang banyak dan segar, riwayat habis di periksa dalam. Pasien sempat diinfus dan langsung di gotong menuju ambulans untuk dibawa segera ke RS.

Di dalam ambulans ada 5 orang: saya, pasien, seorang anaknya yang berumur 10 tahun dan 2 orang karyawan puskesmas.  Jarak tempuh Puskesmas kami ke RSUD kira-kira 15 km.  Perjalanan menuju RS melewati beberapa  pasar dan memang menempuh jalur yang cukup padat.

Si ibu dan anaknya terlihat panik, saya yang menemani berusaha untuk menenangkan ibu sambil mempersiapkan psikis ibu agar siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Kepanikan pasien semakin menjadi ketika suaminya tidak bisa dihubungi berkali-kali dicoba tapi hasilnya tetap sama. Berdo’a, mutlak Allah saja tumpuan kami menyerahkan semua yang harus kami lalui.

Ini bukan suatu hal yang biasa, ada 2 nyawa terbaring pas didepan saya… bakal calon bayi yang akan lahir dan ibu yang mengalami perdarahan hebat dari jalan lahir. Kami berburu dengan waktu, ibu ini harus segera diberikan pertolongan secepatnya di RS. Allah, mudahkanlah dan lindungilah kami.

Sirine berbunyi kencang memecah deru kendaraan yang lalu lalang, laju mobil ambulance di 6 kilo pertama cukup lancar semua mobil, motor dan kendaraan yang melintas menyingkir memberi jalan kepada mobil kami. Kendala muncul ketika ambulans kami harus memecah keramaian pasar saat itu. Entahlah apa yang ada dipikiran orang-orang itu, dengan santainya seolah-olah menganggap mobil ambulance yang meneriakkan sirinenya layaknya mobil pengangkut orang-orang pada umumnya. Tukang parkir dengan mudahnya menyetop mobil ambulance kami dan memberi jalan mobil  yang hendak berbelok keluar dari pasar, dan beberapa motor tak peduli menyerobot jalanan dan pejalan kaki dengan santai menyebrang. Saya geram, apa mereka tahu fungsi dari sirine ini untuk apa, bagaimana mendahulukan kepentingan mobil ambulance, seandainya mereka ada di posisi ibu yang terbaring di depan saya ini, seandainya istri mereka atau keluarga mereka berpacu dengan waktu untuk segera mendapatkan pertolongan. Ini bukan hal yang sederhana, ada nyawa yang di perjuangkan kelangsungannya.

Sedikit saja menepis dan menyingkirkan ego sementara, bahwa kepedulian dan empati saudara-saudara dalam menggunakan jalan raya dan berlalu lintas dapat menolong ikhtiar seseorang untuk berjuang hidup lebih lama. Jika andapun memiliki kepentingan mohon luangkan beberapa menit.. ah tidak mungkin hanya beberapa detik untuk memelankan kendaraan anda, menepikan sedikit kendaraan anda dan mempersilahkan yang darurat lewat terlebih dahulu.

Berempati, turut merasakan apa yang terjadi seandainya  anda atau keluarga anda yang berada di posisi tersebut.

Yaaa…saya yakin anda orang baik yang memiliki hati yang mulia untuk bisa berempati dan berbuat.
#Berharap

Tidak ada komentar:

Posting Komentar