Islam adalah sistem alam semesta ini. Islam
adalah sistem hidup yang mengatur apapun di dunia ini. Mengatur sistem edar
tata surya yang begitu teratur, tumbuh-tumbuhan, hewan, bahkan sistem kerja
organ-organ tubuh kita.Pengaturan semacam itu sudah jadi Sunnatullah. Jika yang
mengatur bukan Sang Maha Pengatur..lalu siapa lagi? Adakah yang lain? Begitu
juga dengan hidup …tentu saja telah diatur oleh Allah Sang Maha Pengatur.
Bedanya…jika tumbuhan, hewan, tata surya adalah benda dan makhluk yang tidak
memiliki akal maka ia tunduk seutuhnya kepada Allah tanpa perlawanan dan
pemikiran (it’s automatic).
Bedahalnya dengan manusia..Manusia pun tak luput dari kepengaturan Allah akan
tetapi ia diberi kelebihan berupa akal. Akal adalah salah satu bentuk
penghormatan dan kemuliaan manusia yang membedakan dengan makhluk lain yang
diatur secara automatic tanpa
berpikir bak robot. Manusia
memiliki akal yang dengannya ia berpikir, menganalisa, memilih.Alloh mengiginkan
manusia diatur dengan cara seperti itu. Merelakan diri hidup dibawah kepengaturan-Nya
dengan kesadaran pikir atau berproses (berpikir, menganalisa, menimbang,
memutuskan) bukanya asal taat saja dengan automatic
(just like a robot) lalu apa gunanya
akal jika begitu? Satu potensi kehormatan yang membedakan antara manusia dengan
makhluk yang lainnya sekaligus yang mendudukannya sebagai makhluk termulia di
muka bumi. Ketaatan yang dibangun atas dasar kedewasaan dan pilihannya sendiri.Itulah
hikmah diberikannya akal.
Namun akalpun bisa jadi boomerang…jika tidak dimanfaatkan
sebaik-baiknya, karena ia memberi ruang pilih bagi manusia. Membekali manusia
dengan kehendak atas dua potensi fujur dan takwa….menerima atau menolak. Ia
juga mengisyaratkan sebuah pertanggungjawaban. Bertanggung jawab atas pilihan
sendiri.. Allah telah membekali kita dengan alam semesta dengan berbagai gejalanya
yang menunggu untuk kita baca sebagai clue-nya,
ia juga memberi kita kitab petunjuk hidup tempat disimpan berbagai rahasia
semesta. Tuhan mengiginkan kita berproses menuju taat…bukan dengan meniru,
membebek tapi dengan proses yaitu berpikir. Ada akal, ada alam semesta, ada
petunjuk..trus diapain??lalu kita diperintahkan untuk menggunakan apa yang
tersedia dengan sebaik-baiknya to find the TRUTH…coz kata letto only the truth
will sets you free. Ia talah berjanji bahwa Ia telah menanam benih-benih
kebenaran dalam tiap-tiap diri manusia di muka bumi ini. Seperti halnya sebuah
gembok lalu kita disuruh mencari anak kuncinya di alam semesta dengan buku
petunjuk yang bernama Al-Qur’an yang dibacakan oleh sang guide yaitu seorang
rasul. Bertemunya fitrah
dengan huda menjadi sebuah kebenaran hampir mirip dengan sel telur yang telah
bertemu dengan sperma dalam peristiwa pembuahan, di antara berjuta hanya satu
yang menjadi pemenangnya , yang cocok, menang, unggul hingga bisa
berbuah ridho. Bertemu kebenaran seperti bertemu dengan soulmate.KLIK!
(Jogja,
Agustus’07)
Source, catatan seorang sahabat yang saya cintai karena Allah SWT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar