Cahaya itu diatas cahaya…

Menerangi jalan menuju cinta-Nya



Minggu, 12 Juni 2011

Menempatkan 'RASA'

Kadang saya suka senyum sendiri baca tulisan ini.. intinya spirit menjadi lebih baik itu tetap ada kawan! semoga membawa hikmah :)
Bismillahirahmanirrahim…

R.A.S.A
Subhanallah, tak pernah ada habisnya membicarakan yang satu ini. Ketika memulainya setiap orang berhak untuk memutuskan ia akan membuat titik awal cerita. Bisa bahagia, sedih, tangisan, patah hati, dilemma, kebimbangan, cemas, gundah gulana, dll. Nano-nano terasa di kecapan rasa si pencerita. Sore yang menjelang senja, sahabatku yang terbilang paling pendiam ternyata membuka sisi ekspresifnya kala itu. Duhai, ia sedang merasa sedih. Ibarat dijunjung melangit lalu di dihempaskan ke dasar bumi. Sakit…sakit…
Ini tentang bagaimana menyikapi sebuah rasa. Aku tak bisa berkata bahwa itulah C.I.N.T.A, karena akupun sudah lupa bagaimana rasanya jatuh cinta (percayakah?). Rasa itulah yang membuat kami bertiga tertawa, tetegun, merenung dan berhikmah. Rasa itu membuat komposisi komplit takjub, sedih, lucu, iba, dan diakhiri kata Ko’ bisa?? ‘Rasa’ yang identik dengan pengecap ini ternyata bisa juga dirasakan oleh hati-hati kami. Ini jelas suatu hal yang tak terbantahkan because we are human. Tapi baiklah agar cerita ini mudah dipahami kutuliskan dengan penuh hormat pada satu kata: cinta.


Dimana Meletakannya?
Cinta ini membunuhku… begitu mungkin yang dirasa Ryan The Massif ketika rasa itu mencoba hadir dan menghampirinya. Ironis memang ketika cinta yang menjadi anugrah Allah SWT untuk hamba-hamba-Nya malah membawa malapetaka (kematian) dan kesedihan mendalam di kehidupan seseorang. Cinta yang sejatinya bisa membawa Rahman-Rahim Allah kepada kita tiba-tiba menjadi rasa yang begitu menjajah dan membelenggu hati. Seolah-olah ketika kau telah menerima cinta bersiaplah untuk menerima bahagia, air mata dan sakit hati. Ketiganya manusiawi memang tapi dimanakah kita meletakkan bahagia, air mata dan sakit hati itu secara adil. Tidak ada yang terzalimi, dizalimi, atau menzalimi. Diceritakan dengan indah kutipan perkataan Azzam kepada sahabatnya (KCB I, hal 429)cinta sejati itu menyembuhkan tidak menyakitkan. Dalam halaman yang sama Ibnu Athaillah dalam kitabnya tidak ada yang bisa mengusir syahwat atau kecintaan pada kesenangan duniawi selain rasa takut kepada Allah yang menggetarkan hati, atau rasa rindu kepada Allah yang membuat hati merana.hal inilah mungkin yang menjadi dasar ketika Sayid Qutb merelakan cintanya pada sang pujaan hati sampai ajalnya menjemput.


Kadang bertanya pada hati, mampukah orang-orang sepertiku memberikan pengorbanan cinta dengan jalan yang indah dimana niatan awal karena Allah SWT(Lillah), berjalan dengan proses dan caranya sesuai ketentuan Allah SWT (Billah) dan tujuan akhirnya menggapai ridho dari Allah SWT (Ilallah). Seakan berat terasa, tapi bukankah ada cerita, takdir dan balasan yang terindah yang telah Allah persiapkan bagi hamba-hambanya yang berusaha untuk mencari ridho dan keberkahan dari-Nya? Cinta yang suci hanya akan didapat dari cara yang suci, bukan yang lain…

(mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambahkan karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah member rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas (QS An-Nur 38).

..…siapa saja diantara mereka benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan mendapatkan pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Al-Baqarah: 62).

Ketika Kuserahkan Cinta pada Pemilik Cinta
QS Ali Imron : 14 “Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).”

Maha Suci Allah yang Maha Mengetahui apa yang diinginkan oleh hamba-hambanya. Bahkan Allah SWT telah mempersiapkan semua apa yang dijadikan indah pada pandangan manusia disekeliling kita. Apapun yang kita inginkan Allah bisa beri, tapi apakan dengan semua itu menjamin kebahagiaan? Berapa lamakah kebahagiaan itu akan bertahan? Dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. Ayat inilah yang membuat saya yakin bahwa ada hal yang lebih indah ketika cinta itu diletakkan pada tempatnya yang tertinggi. Ketika cinta itu diorientasikan pada yang memberi cinta. Ketika cinta itu membuat seorang hamba bisa semakin yakin, tunduk dan membuka diri kepada Tuhan-nya. Inilah yang menjadi asas ketauhidan yang penting. Asas untuk mengenal siapa Allah- Yang Maha Kaya, Yang Maha Perkasa. Maknanya, segala yang berhubungan dengan masalah hati jika kita ber’kawan’ dengan baik dengan Allah SWT, apa yang hendak kita ragukan dan bimbangkan. Bukalah pintu-pintu langit dengan kunci ikhtiar, do’a dan kepasrahan kita pada-Nya. Meminta agar Allah SWT memandu kita agar tetap berada di jalan cinta yang diridhoi-Nya menguatkan, mengistiqomahkan hingga ke akhirnya maka yakinlah semua akan terasa indah pada waktunya. Ya… walaupun air mata akan hadir meramaikan suasana tapi yakinlah bahwa itulah sekenario terindah yang telah dipersiapkan untuk kita.

QS Ar Rum : 21 “ Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah ia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”(An-Nur 26)

Qodho-qadar tiap-tiap diri telah tertulis jelas di Lauhul Mahfuz saat ruh-ruh ditiupkan kedalam jasad.Tidak akan tertukar nasib seseorang dan Allah Maha Adil dan tidak akan pernah menzalimi hamba-hamba-Nya. Yakinlah bahwa kita akan mendapatkan sesuai dengan apa yang kita usahakan. Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkannya. Yakinlah Allah SWT Maha Mengetahui dan Maha Mengabulkan do’a hamba-hambanya

“Dari Jabir r.a., Sesungguhnya Nabi SAW. Telah bersabda : Sesungguhnya perempuan itu dinikahi orang karena agamanya, kedudukan, hartanya, dan kecantikannya ; maka pilihlah yang beragama.” (HR.Muslim dan Tirmidzi)

Kuajak Dirinya Sampai ke Surga
Tetapkan selalu janji awal kita bertemu bahagia sampai ke surga (EdCoustic)

Setiap diri dalam tiap do’a-do’anya mestinya menginginkan pasangan hidup yang terbaik untuk dirinya. Yang siap menerima kekurangan-kelebihannya, berbagi dalan susah-senang, menghargai dan mau memahami siapa kita dan apa adanya kita. Sering terdengar do’a orang-orang yang datang ke pernikahan ‘Selamat menempuh hidup baru, semoga langgeng dan bahagia sampai kakek-nenek’. Betapa tulusnya orang yang mendo’akan tersebut berharap pernikahan yang dijalani bisa bertahan hingga usia senja bahkan hanya mautlah yang bisa memisahkan. Ternyata ‘Rasa’ itu tak hanya terbatas pada dunia, tapi langitpun siap melukiskan cerita yang indah untuk mereka. Karena kehidupan tak hanya didunia ini. Mari belajar pada Zulebid dan istrinya.

Zulebid, beliau dikenal sebagai pemuda yang baik di kalangan para sahabat. Saat malam pertama dengan istrinya seorang laki-laki mengabarkan bahwa ada panggilan untuk berkumpul di masjid, panggilan berjihad dalam perang.  Duhai istriku yang senyumannya menancap hingga ke relung batinku, demikian besar tumbuhnya cintaku kepadamu, namun panggilan Allah untuk berjihad melebihi semua kecintaanku itu. Aku mohon keridhoanmu sebelum keberangkatanku ke medan perang. Kiranya Allah mengetahui semua arah jalan hidup kita ini. Istrinya menyahut, Pergilah suamiku, betapa besar pula bertumbuhnya kecintaanku kepadamu, namun hak Yang Maha Adil lebih besar kepemilikannya terhadapmu. Doa dan ridhoku menyertaimu. Zulebid lalu bersiap dan bergabung bersama tentara muslim menuju ke medan perang. Ia bertarung merangsek terus maju sambil senantiasa mengumandangkan kalimat Tauhid...ketika sebuah anak panah dari arah depan tak sempat dihindarinya. Menancap tepat di dadanya. Zulebid terjatuh, Ia merasa dadanya mulai sesak, nafasnya tak beraturan, pedangnya pun mulai terkulai terlepas dari tangannya. Perlahan-lahan matanya mulai memejam, senyum menghiasinya... Zulebid pergi menghadap Ilahi, gugur sebagai syuhada. Rasulullah dan para sahabat mengumpulkan syuhada yang gugur dalam perang. Di antara para mujahid tersebut terdapatlah tubuh Zulebid yang tengah bersandar di tumpukan mayat musuh.

Sejenak kemudian terdengar suara Rasulullah seperti menahan isak tangis. Air mata berlinang di dari pelupuk mata beliau. Lalu beberapa waktu kemudian beliau seolah-olah menengadah ke atas sambil tersenyum. Wajah beliau berubah menjadi cerah. Belum hilang keheranan shahabat, tiba-tiba Rasulullah menolehkan pandangannya ke samping seraya menutupkan tangan menghalangi arah pandangan mata beliau. Akhirnya keadaan kembali seperti semula. Para shahabat lalu bertanya-tanya, ada apa dengan Rasulullah.
Wahai Rasulullah, mengapa di pusara Zulebid engkau menangis?
Jawab Rasul, Aku menangis karena mengingat Zulebid. Oo..Zulebid, pagi tadi engkau datang kepadaku minta restuku untuk menikah dan engkau pun menikah hari ini juga. Ini hari bahagia. Seharusnya saat ini Engkau sedang menantikan malam Zafaf, malam yang ditunggu oleh para pengantin. Lalu mengapa kemudian Engkau menengadah dan tersenyum? Tanya sahabat lagi. Aku menengadah karena kulihat beberapa bidadari turun dari langit dan udara menjadi wangi semerbak dan aku tersenyum karena mereka datang hendak menjemput Zulebid, Jawab Rasulullah. Dan lalu mengapa kemudian Engkau memalingkan pandangannya dan menoleh ke samping? Tanya mereka lagi. Aku mengalihkan pandangan menghindar karena sebelumnya kulihat, saking banyaknya bidadari yang menjemput Zulebid, beberapa diantaranya berebut memegangi tangan dan kaki Zulebid. Hingga dari salah satu gaun dari bidadari tersebut ada yang sedikit tersingkap betisnya...

Malam menjelang...
Terlelap ia, sejenak berada dalam keadaan setengah mimpi dan dan nyata.
Lamat-lamat ia seperti melihat Zulebid datang dari kejauhan.
Tersenyum, namun wajahnya menyiratkan kesedihan pula.
Terdengar Zulebid berkata, Istriku, aku baik-baik saja. Aku menunggumu disini. Engkaulah bidadari sejatiku. Semua bidadari disini apabila aku menyebut namamu akan menggumamkan cemburu padamu....
Dan kan kubiarkan engkau yang tercantik di hatiku.     ********** (indahnya…)

Terraihnya cinta pada satu pasangan itu karena kualitas keimanan ruhani pasangan tersebut. Semakin ia mendekatkan diri kepada sang Maha Pemilik Cinta maka akan semakin besarlah cinta yang Allah berikan pada pasangan tersebut. Cinta inilah yang tidak akan luntur sampai di hari akhir nanti sekalipun maut memisahkannya, cinta itu akan saling merapatkan genggaman tangan hingga ke surga, cinta atas nama Allah.


Sedikit kutipan dari artikel tetangga jika mau mendapatkan yang soleh, kurangkan sedikit agenda menCARI si Soleh, tetapi berusahalah menJADI yang solehah. Jika ingin yang solehah, janganlah “cerewet” menCARI yang solehah, tetapi berusahalah menJADI yang soleh. Bertemu yang solehah, solehahnya dia belum tentu kekal. Bertemu yang soleh, solehnya bisa berubah… kerana si solehah dan si soleh adalah insan biasa. Tetapi jika semua orang fokus kepada JADI dan bukannya CARI, maka ramailah calon, dan kehidupan menjadi mudah. Dan kita sendiri tidak bimbang untuk berumahtangga dengan pasangan ‘itu’. Apa yang dirisaukan, kita menikah sebagai sebahagian daripada proses untuk MENJADI, bukan MENCARI. Berusaha, berdoa, bertawakkal. Selebihnya adalah urusan Ilahi. Allah Maha Mengetahui & Maha Mengasihani.


"Ya Allah... Tunjukkan kepada kami yang benar dan jadikan pilihan kami mengikuti yang benar itu. Dan juga tunjukkan kepada kami yang tidak benar dan permudahkan kami meninggalkannya."
"Aku mencintaimu kerana agama yang ada padamu, jika kau hilangkan agama dalam dirimu, hilanglah cintaku padamu." (Imam Nawawi)

Bukankah setiap orang ingin bahagia dan selamat didunia dan akherat? dan terkadang manusia mengukur kesuksesan cinta dalam balutan standar manusia. Melangit mungkin yang dirasa ketika membaca ini semua, dan mungkin pula bertanya-tanya apakah ada manusia-manusia seperti ini? Kita bukan ingin menjadi masyarakat malaikat, tapi masyarakat manusia yang hidup di bumi tapi dengan petunjuk dari langit. Ini adalah ikhtiar dan usaha kita untuk menJADI yang terbaik. Berusaha, berdoa, bertawakkal. Selebihnya adalah urusan Ilahi. Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengasihani.
******

Wallahua’lam

Referensi:
Dengan Islam Kupinang Cinta: Melihat dan Menangani Cinta dengan Psikologi Islam, Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi
nurjeehan.hadithuna.com

 ·  · Bagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar