Cahaya itu diatas cahaya…

Menerangi jalan menuju cinta-Nya



Senin, 11 Februari 2013

I Believe_Irfan Makki feat Maher Zain

Pertama kali denger lagu ini pas listening English test sama Ms. Ivon. sekali denger langsung suka sama liriknya yang dalem dan aransemennya yang memang easy listening banget. Saya kira yang nyanyi Zain Bikha ternyata ms Ivon bilang yang nyanyi Irfan Makki. Penasaran siapa Irfan Makki?

Lirik lagunya dalem banget, potongan lirik yang saya suka pas Irfan Makki nyanyi,
 " You're always in our heart and minds, 
  Your name is mentioned every day
  I'll follow you no matter what
  My biggest wish is to see you one day"


Irfan Makki kelahiran Pakistan tahun 1984 tapi aslinya berkebangsaan Kanada. Sesaat kelahirannya orang tuanya memutuskan untuk kembali ke Toronto, Kanada dan menetap hingga saat ini. Sebelumnya lagu ini Irfan Makki pernah di gandeng sama Maher Zain di proyek albumnya Maher Zain  "Thank You Allah", judul lagunya Allahi Allah Kiya Karo. Di bawah label Awakening Records yang juga labelnya Maher Zain, Irfan Makki melaunching albumnya yang pertama dengan single "I Believe". 

Dan nasheed ini berhasil menduduki favourit playlist di hape saya. 
Berikut liriknya...

'I Believe' Irfan Makki feat Maher Zain

When you're searching for the light
And you see no hope in sight
Be sure and have no doubt
He's always close to you

He's the one who knows you best
He knows what's in your heart
You'll find your peace at last
If you just have faith in Him

You're always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I'll follow you no matter what
My biggest wish is to see you one day

Chorus:
I believe
I believe
Do you believe, oh do you believe?

Coz I believe
In a man who used to be
So full of love and harmony
He fought for peace and liberty
And never would he hurt anything
He was a mercy for mankind
A teacher till the end of time
No creature could be compared to him
So full of light and blessings

You're always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I'll follow you no matter what
If God wills we'll meet one day

Chorus

If you lose your way
Believe in a better day
Trials will come
But surely they will fade away
If you just believe
What is plain to see
Just open your heart
And let His love flow through

I believe I believe, I believe I believe
And now I feel my heart is at peace


Lyrics: Maher Zain, Bara Kherigi & Irfan Makki
Melody: Irfan Makki & Maher Zain
Arrangement: Maher Zain 





Buku-Buku 2012


Tiba-tiba inget seorang sahabat di dumay (dunia maya) pernah nulis kalau dirinya sehari bisa babat habis baca buku dengan ketebalan standar kira-kira 4 buku sehari. Wew.. 

Sebetulnya saya juga pengen sih begitu, tapi standar banyaknya buku yang dibaca beda kali ya. Yang penting continue baca tiap hari udah syukur banget. Baca buku itu kalau menurut saya membuka arus kebuntuan yang ada di kepala, memperlancar peredaran darah arteri dan vena (hehe..), melepaskan hormone endorfhin, upgrade diri, pengen tau, pengen bijak ya Bacalah…

kalau di tanya, Nina mau dikasih kado apa? Saya dengan semangat dan ngarep banget biar dikasih hadiah buku, tapi jangan buku Diary ya apalagi yang udah ditulis.

Mau share sedikit tentang beberapa buku yang udah saya baca di tahun 2012, sedikit diantaranya belum selesai. Makin ke sini makin tertarik  tentang buku Islamic parenting dan keluarga nih (hehe..) 

1. Positive Parenting : Fauzil Adhim
2. 7 Keajaiban Rejeki : Ippho ‘Right’ Santosa
3. Ganti Hati         : Dahlan Iskan
4. Charlie: Si Jenius Dungu : Daniel Keyes
5. Ketika Cinta Bertasbih II  : Habiburahman El- Shirazy
6. Deadly Mist : Jerry D. Gray
7. Melukis Pelangi : Oki Setiana Dewi
8. Novus Ordo Seclorum : Zaynur Ridwan
9. The Khilafa : Zaynur Ridwan
10. Indonesia Incorporated : Zaynur Ridwan
11. The Brain Charger : Pizaro
12. Organize Your Life : Samantha Moss
13. JAVA Musikindo / WOW : Adrie Subono
14. Denny Somargo: Sebuah Catatan Perjalanan Pebasket Nasional : Agnes Danovar
15. Rembulan Tenggelam di Wajahmu : Tere Liye
16. Negeri Para Bedebah : Tere Liye
17. Bidadari-bidadari Surga : Tere Liye
18. Ayahku Bukan Pembohong : Tere Liye
19. Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin  : Tere Liye
20. New Catatan Hati Seorang Istri : Asma Nadia
21. How Master Your Habbit         : Felix J. Siaw
22. Fikih Pendidikan Anak : Syaikh Mustafa al-‘Adawy
23. Barakallahu Laka         : Salim A. Fillah (Belum selesai)
24. Buried Alive          : Divan Semesta

Tahun 2013 harapannya bisa lebih konsisten lagi dalam membaca. Semangat baca dan semangat nulis lagi..lagi..lagi..


-SEKIAN-



Minggu, 10 Februari 2013

Untuk Adikku


1/23/2013 11:23 PM

Malam ini ada anak galau yang curhat panjang lebar. Kayaknya Allah udah nakdirin jari dia buat Ping! BBM diriku. Udah beberapa hari terakhir ini liat status BBMnya GALAU akut, dan nulis kata-kata yang sama sekali gak penting.

Bukan masalah cowok, masalah cowok udah panjang lebar  dia certain sampei berderai air mata dan  sumpeh bingung mau ngasih masukan apa secara seumur-umur gak pernah punya cowok :D

Tapi kali ini adikku itu curcol tentang karirnya. sampe sekarang ia Cuma berstatus magang dan gak di gaji di puskesmas . Udah 2 tahun dengan status seperti itu dengan usaha daftar PNS dan PTT di setiap kesempatan dan hasilnya belum rejeki. Permasalahannya adalah, orang tuanya gak setuju kalau ia mengambil kesempatan bekerja di RS/RB swasta, orang tuanya berharap anaknya menjadi PNS thok.

Ya Allah, pastinya orang tua berharap anaknya mendapat yang terbaik dari karir maupun jalan hidup. Tapi terkadang cara pandangnya yang kurang tepat, menganggap bahwa PNS adalah factor keberhasilan seseorang, PNS menjadi tolak ukur kesejahteraan sampai hari tua. Diriku kurang sepakat, sungguh itu menyakitkan hati oh ayah-bunda.

Seperti yang adikku alami ini, hatinya sakit dan sudah merasa  tidak nyaman dengan perlakuan itu. ia Cuma ingin kerja. Harapan yang sederhana, kerja dimanapun di swasta maupun di negeri tak harus PNS dan tak harus PTT. Yang penting berpenghasilan dan citra dirinya sebagai seorang bidan dapat diakui.

Rasa malu terhadap anggapan orang-orang tentang dirinya membuatnya semakin terpuruk. cerita teman-temannya yang sudah bekerja semakin membuatnya layu, adikku ini perlu di mengerti dan di beri semangat. Sungguh aku tidak ingin semangatnya hari makin hari pupus dan hilang.  

Takdir hidup, rejeki, ibarat jodoh tak akan ada yang pernah tau kapan datangnya. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan ikhtiar kita untuk meraihnya. Setiap kesuksesan yang menghampiri seseorang juga seperti tabir gaib yang kita gak pernah tau kapan itu tibanya menghampiri kita, yang jelas pasti ada proses, usaha pantang mundur untuk mencapai itu semua. Jalan kesuksesan setiap orang itu berbeda dan pengorbnannyapun berbeda ada yang harus berkelok-kelok, terkena lampu merah, ada pula yang lancar, lurus bebas hambatan layaknya jalan tol. Semua hanya soal waktu dan jalan hidup yang belum terlihat di depan mata kita.

Kadang kita lupa dengan sebuah kekuatan yang Maha Mengatur rezeki dan MAha Perkasa yang menguasai diri kita. Kalau saya ngambil kesimpulan ikhtiar kita belum maksimal untuk meraih sesuatu. Kegagalan seharusnya membuat kita semakin introspeksi diri terhadap apa-apa yang udah kita lakukan dalam hidup. Bukan hanya terhadap diri kita sendiri akan tertapi terhadap hak-hak orang lain.

Kalau bahasanya ust. Yusuf Mansur nih, bagaimana ibadah-ibadah kita selama ini? Apakah solat kita sudah tepat waktu, apakah masih bolong-bolong? Bagaimana dhuha, tahajud, infak-shodaqoh, sudahkah kita menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua kita, masihkah kita menyakiti perasaannya, apakah ada hati-hati orang yang kita dzalimi baik sengaja ataupun tidak? Inilah ikhtiar yang paling utama, bagaimana kita menjadikan Allah sebagai tujuan dan harapan atas keinginan kita. Tidak melulu mengharap dari pertolongan manusia, dari jalur yang tak bersih, ataupun mengiba belas dari manusia yang banyak kelemahannya. Karena pada hakikatnya yang member rizki yang menempatkan kita bekerja, yang memilihkan kita ruang untuk berkarya adalah Allah swt yang Maha Kuasa atas tiap takdir kita.

Kalau Allah SWT udah cinta, apa coba yang tidak untuk hambaNya yang dicinta, bahkan apapun bisa kontan diberi tanpa kita pernah meminta. Semoga kedzaliman yang udah pernah kita perbuat bukan menjadi faktor penyebab rejeki itu sungkan hadir.

Jangan bersedih adikku, masih banyak pintu untukmu yang masih belum kau buka. Bukankah Allah tidak akan memberikan suatu cobaan di luar kesanggupan hamba-Nya. Jangan galau ah, galau itu bikin cape hati dan cape fisik di lihat juga gak ada indah-indahnya.

Barang siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil… sepertinya kalimat itu cocok untukmu adikku J
Full Luv from kakakmu

-SEKIAN-

Belum Ada Judul



Pernah denger pepatah bahwa mulut teko akan mengeluarkan apa yang ada di dalam isinya. Pepatah ini masih terngiang dan masih tersasa di kepala saya sampe sekarang. Ketika mau nulis, atau mau ngungkapin sesuatu ke orang, atau pas ngobrol sama temen-temen kalau lagi ngerasa deket sama Allah itu bawaannya “saya harus ngomong yang bener nih, gak boleh sia-sia” trus hati terasa lembuuuut banget, pengen senyum dan ngeliat segala fenomena yang terjadi di depan mata kayaknya penuh hikmah. Subhanallah, itu indah banget seolah-olah surga dunia ada di depan mata (bayangin kalau surga akhirat pasti lebih indah dan mepesona).

Lain hal kalau lagi butek. Pikiran kacau, kalau ketawa rasanya ketawa semu, kalau ngobrol nyesel saya tadi udah ngomong apa ya? Duh sepertinya nginggung perasaan orang nih, duh mulut kayaknya pengen ngomentarin orang, butek deh, dada sesek kerasa sakitnya. Bukan sakit fisik sampe susah nafas, bukan…tapi lebih ke sakit batinnya, terasa ada sesuatu yang menyesakkan.

Dua kejadian itu sangat terasa sekali saat inget Allah atau dalam kondisi lalai. Bener deh saya itu memang bandel, harus diingetin biar selalu inget. Ampun Ya Allah.

Kejadian lagi pas saya sakit, kepala nyut-nyutan badan meriang, akral / ujung jari dingin, leher dan kepala panas alias badan menggigil demam gak enak pokoknya, ditambah mulut terasa pait, badan pada pegel, kena air juga sakit, makan gak enak pengennya rebahan di tempat tidur… itu rasanya pengen tobat terus  lisan istighfar, dosa-dosa tergambar di depan mata. Ya Allah saya pengen ketemu Allah, pengen ngeliat dan Ketemu berkumpul sama Rasulullah.

Kata guru saya iman itu naik turun, sungguh bahagia bagi-orang-orang yang imannya naik terus minimal stabil kalaupun turun lalu segera naik kembali, turunnya gak lama-lama. Seolah-olah kebaikan selalu membersamainya, kata-katanya lembut dan tak pernah menyakiti, menenangkan, pendengarannya terjaga, matanya tertunduk pada godaan-godaan dunia, tangannya selalu bermanfaat, langkahnya ke mesjid dan selalu ke jalan yang baik, lisannya selalu terjaga dengan dzikir dan shalawat, ibadah-ibadah sunnah dibabat habis, kehadirannya membawa bahagia orang-orang disekelilingnya. Hmmm… adakah sosok seperti ini? Nyaris sempurna ya.. tapi feeling saya orang-orang ini ada. Beberapa saya temui di kehidupan saya tapi memang kuantitasnya tidak banyak. 

Sungguh beruntungnya ia. Sungguh…



Replace


Bismillahirrahmanirrahim…

Sore ini dingin sekali, berbeda dengan sore-sore sebelumnya. Tubuhku ringkih dengan dingin ini serasa ia sudah menyelusup sampai ke tulang-tulang. Akral-akral jari tangan dan kaki memutih dan rindu merangsak masuk ke dalam sela-sela ruang yang hangat. Suara alunan syeikh Saad Al- Ghamidi yang membaca surat An Nuur terasa mendayau-dayu dan syahdu. Senja yang luar biasa, Alhamdulillah…

Beginilah kehidupan, aku melihat, mendengar, menyentuh, merasakan, mencium wanginya dan merasakan energy kehidupan dan cinta yang mengalir melalui relung, sendi dan menjalar melalui helaan dan hirupan nafas. Lembut kadang gelisah datang menghampiri, dinamika kehidupan manusia yang mencari arti, mempelajari, menemukan sesuatu yang bernama makna. Ah… betapa sulitnyakah makna itu ditemukan sehingga benturan dan gempuran mesti kerap datang menghampiri dan menerpa diri?

Ada yang datang dan pergi. Ada yang permisi namun ada juga yang datang sekelabat kedatangannya dan kepergiannya tanpa pernah permisi. Rasa memiliki, layaknya memiliki kehilangan yang berarti, kau hanya dapat nelangsa merasa kalau ia telah tiada tanpa pernah siaga berbuat sesuatu untuk mencegahnya pergi, sesuatu yang berarti dan begitu kau rindu sejak lama. Setalah ianya pergi baru kau sadari bawa telah ada yang hilang di hati. Kau bertanya, apakah itu gerangan yang pergi? Serasa hampa tak satupn bisa kau temui jawabannya di hati.

Lubang hati itu masih membekas, meyisakan ruang untuk kembali diisi dan ditemui maknanya yang sama. Hmmm… atau bisa saja kau ganti dengan menanamnya dengan sesuatu yang baru yang lebih rimbun, lebih berwarna, bermakna tentunya lebih indah. Merawatnya, memupuknya dengan pupuk cinta, menyiraminya dengan harapan yang sederhana dan bermakna, melihatnya selalu dengan kedua mata keteduhan, hati yang penuh kelembutan, dan do’a-do’a yang mengalun merdu syahdu penuh rindu pada pemilik sejatinya.

Sungguh, ianyapun butuh apa yang sejatinya kau butuhkan, bukan harta, pangkat ataupun kedudukan. Hanya sesuatu yang sederhana menenangkan dan sejatinya mendatangkan kelembutan.

Ala bidzikrillahi tatmainul qulub. . .


Jumat, 01 Februari 2013

Milad Bang Phi

Sunday, January 06, 2013

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulilah, hari ini abangku Bang Pian milad yang ke 27 tahun. Ya Allah, gak kerasa umur 27 tahun itu udah sungguh sangat luar biasa yang udah Allah kasih. Kalau kata Abah, “ dulu abah umur 27 tahun udah punya anak satu.” Hehe …

Cerita sedikit tentang bang pian. Bang Phi (panggilan dari saya) ini abang saya yang ke-3. Jarak umur Cuma 2 tahun tapi karena saya kecepetan masuk TK alhasil saya sama bang phi Cuma selang 1 tahun di sekolah jadi ya seringnya bareng terus. Bang phi ini “musuh”saya sejak kecil, bener deh nakaaaaaaaal banget, usil, secara saya ini adik perempuan satu-satunya dan saya anak yang cengeng dulu di rumah (dulu lho ya :D) mungkin itu menjadi penyebab saya sering berantem dari hal-hal yang ringan sampe yang tingkat berat. Kalau lagi sensitive, kesentuh sedikit aja kita bisa saling balas-balasan dan berhenti sampe ada yang nangis dan itu saya. Huhu… apa memang kakak adek begitu ya??

Tapi lain dulu lain sekarang. Saya mulai insap gak mau berantem lagi, gak mau nyari masalah sejak saya kuliah di Yogyakarta dan bang phi kuliah di Malang. Jarak yang jauh, jarang ketemu, dan factor kedewasaan (ciee,,.. dewasa nih) buat saya tahan emosi kalau dia gak mau ngalah. Quality time saat liburan semester atau lebaran yang hanya beberapa hari kalau dip eke buat berantem, balas-balasan kok kayaknya rugi sangat ya. Yaaa walaupun bang phi ini kadang suka muales dan itu bikin saya BT. Ribut-ribut sikit masih adalah untuk mengobati kekangenan tapi itu murni karena saya kangen juga dengan kondisi masa kecil dulu bukan karena saya benci atau sebal, saya masih suka kekanak-kanakan mentang-mentang paling muda di rumah heuheu…

Sekarang abang saya udah 27 tahun, senang dan sedih deh mengingat usianya yang semakin bertambah dengan sisa usia yang semakin berkurang. Abang saya ini belum menikah padahal ia ganteng, rajin solat ke mesjid, cukup mapanlah, recommended banget deh hihi. Alhamdulillah Allah ngasih saya abang hebat seperti dirimu (huaaa… gak pernah saya ngomong begini ke bang phi.)

Barakallah untuk bang pian, semoga Allah makin cinta, makin rajin solat di mesjidnya, jadi anak yang soleh bagi abah-umi, bijaksana, dewasa, jadi abang yang baik dan jadi adik yang baik bagi abang-abangnya, semoga Allah mempertemukan dengan jodoh yang solehah di tahun ini, sukses melangit di tempat kerjanya, sukses dunia akhirat selalu. Amin ya Robbal ‘Alamin…


-Adikmu-